Minggu, 09 Agustus 2015

Cerita Awal Gue Masuk Pesma Firdaus - part 1

Tepat setahun yang lalu gue ninggalin masa-masa yang menurut gue saat itu biasa-biasa aja, nggak ada yang spesial-spesial banget. Yaaahh... biasa banget pokoknya.

Barusan gue buka lagi file-file lama yang masih tersimpan rapih di laptop peninggalan masa kuliah. Mumpung ada waktu kosong. Buka file-file satu-satu. Gue perhatiin satu persatu file-file foto yang bersarang di dalam puluhan folder. Gue mulai tersenyum. Senyum-senyum sendiri. Gue masih inget detik-detik saat foto-foto tersebut diambil. Seakan foto tersebut bisa menceritakan kembali kenangan lama yang sengaja ataupun tidak sengaja terekam dalam bingkai foto. Ternyata masa gue waktu itu sungguh-sungguh bahagia. Terasa spesial. Terasa berharga.. terima kasih ya Allah..

Apalagi pas gue buka folder foto pas lagi mondok di pesma firdaus. Ya Allah, mau netes nih air mata. Ane inget banget waktu itu gue masuk sana tahun 2010 pas semester 3. Itupun gara-gara nggak dibolehin ngekos sama ortu. Katanya, “Murah nggak dapet ilmu agama, atau mahal tapi dapet ilmu agama?”. Akhirnya hati gue luluh, gue nurut sama arahan ortu. Dan Alhamdulillah takdir Allah selalu indah.

Masuk pesma firdaus posisi rambut masih gondrong, panjang, punya poni kayak justin bibir.. hehehe.. ya itulah gue masa lalu. Masih ganteng. Masing imut. Sekarang boro-boro ganteng imut, yang ada mah tambah guanteng tambah uimut.. wakwakwakakwa *istighfar bang..

Tebakk.. gue yang manaaa?

Ini pas awal-awal gue masuk pesma firdaus. Personilnya harus dihitung pake kalkulator.. banyak bangetz

Tuh, jelas kan ada dikit-dikit imut, masih culun (kata orang dulu). Nah, orang-orang yang ada di foto tsb adalah santri-santri pas gue pertama kali masuk sana. Cuma dikit, iya, tapi kualitas number wahid!!!

Ada mas Agus Surosyid, mas Muslikhuddin (duh, salah g ya nulisnya), ada mas Ronny, ada mas Kamal, ada Muji (anak band gan! sebelah kana gue) dan sisanya gue.. Semuanya udah pada mahir-mahir msalah agama, kecuali si Muji dan tentu saja gue.. ehehe..

Gue ama muji satu angkatan pas masuk pesma firdaus. Yang lainnya udah pada senior. Sudah ada yang 2-3 tahun di pesma firdaus. Udah pada jago Nahwu, sharaf, bahasa arab, tafsir, hadits. Sebagian udah pada ngajar di pesma firdaus. Itu yang bikin gue semangat pas masuk di pesma firdaus. Semangat mengejar ilmu agama!!

Selain, dari temen-temen pesma yang pada pinter-pinter yahud, ada satu lagi yang gue suka. Apa tuh?
Lokasi!

Bener deh, pas pertama kali gue masuk kesana kayak masuk kemaanaaa gitu. Ati rasanya adem. Padahal sebelum kesana gue jalan kaki panas-panasan setelah pulang dari jam kuliah. Gue disuruh nyari yang namanya Pesma Firdaus, “Tempatnya deket sama kampusmu”. Jalan semeter dari gerbang belakang kampus gue belum nemu tuh plang “Pesantren Mahasiswa Firdaus”. Nambah semeter lagi juga nggak nemu. Dan disitu gue mulai putus asa *alah lebay!

Akhirnya setelah gue berjalan lurus nan istiqomah menyusuri jalan belakang kampus sejauh setengah kilo, gue ngeliat plang “Pesantren Mahasiswa Firdaus”. Duh, rasa-rasanya seneng banget waktu itu. Secara, gue jalan pas siang-siang bolong sambil bawa tas yang isinya laptop n buku2 kuliah. Keringet seakan terhapus dengan terpampangnya plang pesma firdaus.

“Assalamu’alaikum”

Nggak ada respon

“Assalamua’alaikum”

Nggak ada respon lagi

“Assalamua’alaikum... ada orang?? Woy! Ada orang!!?” ahehehe

Tiba-tiba muncul suara nan merdu dari dalam,

“Wa’alaikumsalam” sambil menghampiri gue yang udah banjir keringat.

Yang muncul waktu itu mbak Hijri. Salah satu pengasuh di pesma tersebut.

“Nyari siapa mas?”

“Saya nyari mbak.. ehehehe” <-----bo’ong

“Saya nyari pesma firdaus mbak. Apa benar ini pesma firdaus? Mau lihat-lihat”

“Ooohh.. boleh-boleh.. silahkan duduk”

Dan pada akhirnya gue ngejelasin maksud kedatangan gue datang kesana. Abis itu gue dijelasin tuh pesma. Hmmmmm... iya.. iya.. dan manggut2.. finally, setelah dapat penjelasan dari mbak hijri, gue diarahkan ke asrama putra.

“Loh? Asramanya bukan disini mbak?”

“Kalo disini yang putri mas”

“Oohh.. ada putri juga toh” dalem ati,,, asheeekkk.. wkwkwkwk

Gue sempet nanya-nanya ke orang di pinggir jalan buat mastiin yang mana asrama putra pesma firdaus.  Asramanya masuk gang yang hanya cukup dilewati seekor mobil.

“20 meter” tulis plang dipinggir jalan.

Akhirnya gue tiba di asrama putra pesma firdaus. Asramanya gede. 2 lantai dengan pagar menjulang hampir menyentuh lantai atas. Berwaran biru yang melambangkan kesegaran.

“Dok.. dok.. dok.. Assalamu’alaikum”

Sama seperti tadi tidak ada jawaban, namun samar-samar gue denger di dalem ada yang nyetel murottal.

“Assalamua’alaikum”

“Wa’alaikumsalam”

Alhamdulillaaaahh... ada jawabah.. 

Dibukalah pintu depan oleh seorang santri disana.

“Cari siapa mas?”

“Saya firdaus mas, mau lihat-lihat pesma ini”

Seketika itu wajahnya sumringah, senyum. Gue sampe ikut tersenyum. Secara,, senyum ikhlas itu menular.

Gue dipersilahkan masuk oleh santri itu yang sebelumnya telah memperkenalkan dirinya, Agus Surosyid. Dan sensasi itu datang. Ati gue langsung adem. Seadem lantai yang gue pijak. Ati gue langsung nyaman masuk pesma firdaus. Suasana tenang, sepi, tak terdengar keriuhan jalan raya. Yang terdengar hanyalah suara murottal yang disetel. Hati gue langsung berkata “gue mantep masuk sini”

Gue diajak ngobrol sama mas Agus dan diperkenalkan dengan mas Roni, teman sekamarnya. Gue diajak keliling asrama putra. Disana ada beberapa kamar yang diisi 1-3 orang. Kamar mandi ada tiga, ada kolam ikan, ada taman, dan ada dapur yang sudah lengkap tinggal pakai.

Tak lama disana, gue minta pamit dan berjanji akan datang kembali, tidak sebagai tamu namun sebagai santri. Wajah mereka terseyum seakan tak sabar menunggu kedatangan gue..


Fiuuuhhh.. masih inget gue.. seneng deh dulu masuk pesma firdaus. Kuliah sambil nyantren, dan gue bangga!!!


Read More

Selasa, 24 Maret 2015

Aku Lupa Cara untuk Bersyukur

Kulihat ia kembali tiba pagi ini.
Keringat peluhnya ia hapus dengan handuk kusamnya.
Tampak sekali ia kelelahan pagi-pagi seperti ini.
Dimana sebagian besar orang masih memilih untuk bersiap diri.
Ia tolehkan lengan kepalanya ke kanan dan ke kiri.
Berharap ada yg tertarik mencoba racikan yang saat ini sedang dibawanya.

Kuperhatikan dari balik tirai.
Hatiku berdegub.
Tersedak.
Kupikir aku adalah manusia yang paling tidak bersyukur.
Bagaimana tidak?
Aku, mungkin, dipikiran banyak orang, bekerja dengan sangat nyaman.
Memakai kemeja sambil sibuk dibalik meja ditambah berhawakan angin mesin nan sejuk menggoda.
Aku terkadang masih suka mengeluhkan pekerjaan.

Andai saat ini aku berada di posisi pemuda itu.
Harus berpeluh-peluh.
Berangkat pagi-pagi.
Memanggul gerobaknya.
Sambil berjalan kaki.
Sambil sering mengusap keringat yg kadang mencubit mata.
Harus merasakan betapa sulitnya  orang lain mencari nafkah.

Ya Allah, terima kasih ya Allah..
Terima kasih pagi-pagi telah mengajarkanku cara untuk selalu bersyukur pada-Mu
Semoga Engkau memberikan yang terbaik kepada abang penjual lontong sayur tersebut.

Read More

Kamis, 25 Desember 2014

Gigi Empat

Ia mengemudikan terlalu cepat.
Tak kenal gigi satu, dua, ataupun tiga.
Langsung tancap gas gigi empat dalam 7 detik.

Jika langsung gigi empat, kau pun tahu awalnya berat.
Makannya ia atur nada dalam 7 detik.
Harapnya irama tarikan berimbang dengan kecepatan yang diinginkan.

Namun, selepas 7 detik kemudian.
Hasil yang diinginkan tak optimal.
Motor menolak dengan caranya.
Motor itu berbisik dengan caranya.
"Terlalu dini untuk melaju."

Ia pun sadar.
Terlalu cepat untuk gigi empat.
Ia kendurkan kembali.
Tiga, dua, satu hingga netral kembali.
Pelan secara perlahan.

Sekarang ia berhenti.
Mengatur strategi.
Bagaimana caranya agar bisa melaju.
Mulai dari gigi satu.
Dilanjut gigi dua.
Gigi tiga.
Hingga pada saat gigi empat,
ia dan motornya siap diajak melaju kencang
Menuju tempat impian.

Read More

Sabtu, 29 November 2014

Lega~

Dan ketika semua harus beradu dengan yang namanya nostalgia,
Akan ada rasa pasta nano-nano yang menggelantung di atas kepala.
Termenung dan tersenyum.

---
Semuanya berawal dari nostalgia.
Setelah rasa lama teruraikan dalam sebait kata.
Kata yang menurutku terlalu bodoh, terlalu memalukan saat diutarakan.
Pagi datang dan memberi komentar,
lalu berlanjut kepada obrolan singkat namun mempunyai tujuan.

Diawali tanya kabar
Ditengahi dengan kejujuran
Disudahi dengan rasa tenang.
Lega rasanya.
---
Read More

Selasa, 25 November 2014

Ehm! Saya Siap Menikah Tahun 2015 dan Mencari Seorang Istri



Bismillah,,

Akhir-akhir ini saya sering kepikiran tentang nikah. Dan sepertinya nikah itu indah. Kemana-mana ada temennya. Pulang kerja ada yang nemenin. Ada yang bisa dikangenin. Ada yang bisa diajak ngomong klo pas di kamar. Ada yang bisa diajak bareng jalan-jalan kalo pas weekend. wew!

Pernah saat minggu kemarin, saat saya pergi ke rumah kakak perempuan saya yang baru saja menikah. Disana ia dan suaminya tinggal di sebuah rumah sederhana. Satu hal yang membuat saya terpesona. Meski tidak ada televisi (rata-rata setiap rumah punya tv, tp mereka sepakat untuk tidak mengisi rumahnya dengan tv), namun rumah itu terasa hidup. Saya merasakan sekali aura itu. Rumahnya dipenuhi 4 rak berasusun 3 tingkat dan disesaki oleh buku-buku yang tak hanya bagus, namun juga berbobot. Semakin betah tinggal disana.

"Enak ya kamu mbak sudah punya rumah" celetuk saya kepada kakak perempuan yang saat itu sedang masak di dapur.

"Jadi pengen punya rumah juga,"

"Ya enakan punya rumah yang ada istrinya dong" jawab dia sambil tersenyum puas men-skak adiknya..

#glek! bener juga ya ??.. mwehehe..

Sejak kakak perempuan saya menikah, orangtua memberikan tanda-tanda dan mendorong saya untuk segera nyusul. Dimulai dengan cara membuat list anak perempuan teman-teman orangtua saya. Mereka catet satu-satu siapa yang punya anak perempuan. Kemudian disaring satu-satu mana yang sekiranya cocok dengan saya. #Hadeeeeeehhh... hahaha..

Ada lagi, saya disuruh kenalan dengan teman-temannya suami kakak saya. Ditunjukkan dua nama, dan saya dipaksa untuk mencari info mereka berdua.. Mulai dari diberikan alamat blognya hingga alamat tempat kerjannya. OMG.. niat banget ortu saya, hehehe

Tapi, dari situ saya berpikir. Ortu sepertinya sudah sepenuhnya mendukung, hanya tinggak menunggu eksekusi dari saya. Awalnya saya niat nikah umur 25, ortu pun juga menyarankan demikian. Entah, sejak kakak saya menikah mereka berubah halauan. Mereka beranggapan bahwa status pekerjaan saya dengan penghasilan yang telah melebih penghasilan mereka berdua layak untuk menghidupi seorang istri. Well, ini yang saya sedikit pahami.

Ya.. ya.. ya.. Saya akui sebenarnya saya juga pengen nikah.. (Peace!! jangan berantem!). Dalem hati seringkali berkata, "Saya butuh seorang teman yang selalu bisa hadir disebelah saya."

Berpikir dan berpikir. Apakah saya sudah mantap untuk menikah? Saya hanya menjawab, "Aku harus memantaskan diri sendiri agar aku bisa mendapatkan istri yang ku inginkan." Right?

Well, temen-temen semua. Siapa saja yang berkesempatan membaca tulisan ini. Sudah saya putuskan matang-matang bahwasannya saya telah mantap untuk menikah tahun depan..

Sekali lagi, "Saya Mantap Untuk Menikah Tahun Depan!"

Kapan? - InshaaAllah sebelum saya berulang tahun pada bulan Juli 2015

Sama siapa? - Allah hingga kini masih merahasiakannya.

Undang-undang ya? - Silahkan datang :)

Sudah punya calon? - Belum! :) Atau kamu mau jadi calonku?

Boleh daftar? - Yap! Silahkan! Kita boleh bertukar CV. Jika cocok, mudah-mudahan janji Allah itu datang.

Boleh tulisan ini disebar, di medsos mungkin? - Yap! Boleh sekali! Mudah-mudahan Allah membalas jasa baik kalian di surga nanti.

At least, mungkin agak geli ya bacanya? tapi saya serius kok :) Saya mau ta'arufan dan melamar. Mudah-mudahan salah satu dari kalian adalah belahan sayapku. InshaAllah... Do'akan saya ya!
Read More

Minggu, 23 November 2014

Tak Penting!

Yap.. yap.. yap..
Ketikanku mulai merayap merangkai kata-kata di atas keyboard nan usang.

Well, saya/aku/gue ternyata lebih suka bercerita hal pribadi. Nggak tau kenapa. Enak aja, nulis bisa ngalir kayak aliran iler pas lagi tidur nyenyak (wkwkwkw)..

Baru baca postnya +nursih dwi hastuti dan tahu nggak pemirsa, dia ternyata sudah menduakan blognya selama tiga bulan! wahahaha... (*info ini bukan gosip, tapi realita selebritis.. cmiiiuw!)

Udah ah, gue/aku juga sudah lama nggak nulis. Wait.. wait.. wait.. maksud saya bukan nggak nulis sama sekali, akan tetapi nggak pernah sempet ngepost di blog yang paling gue cinte ini. Saya sudah memiliki beberapa tulisan yang sampe sekarang belum release. Tulisannya bagus-bagus! Berbobot! Boleh coba ditimbang di kios sebelah.. hehe

Saya suka curi-curi waktu buat nulis. Jujur, nggak sempet banget (kadang nggak sempet sama nggak nyempatin itu beda dikit ya guys). At least, gue harus berangkat awal. Biasanya saya sudah sampe setengah jam lebih awal di ruangan. Habis itu buru-buru nyiapin lepi and buat coffee :)

Lalu mulai mikir mau nulis apa. Kadang gue takut gaya tulisan gue kayak cewe, yang bersarkase centil nan comel. Kadang juga takut dikira lebay atau mungkin gaya gue yang kekanak-kanakan. Ya wajar, penulis amatiran emang begitu kegalauannnya.. so nikmatin aja! mwehehe..

Nah, satu kekurangan gue. Eh, sebentar. Sebenernya bukan kekurangan sih, akan tetapi keunikan. Gue ngerasa nggak pede kalo lagi nulis dan ada orang disekeliling gue. Otak gue seakan terhenti tak mendapat pasokan oksigen. Mata merespon otak bahwa orang disekeliling gue memperhatikan tulisan gue. Padahal sih orang itu sebenernya nggak baca apa yang gue tulis. Bahkan kadang saking takutnya dibaca, gue  sampe ngecilin font ukuran 8 .. super sekali!

Udah itu aja... hehehehehehe

Semacam curhat, tapi biarin aja. Anjing menggonggong, ya gue lari.. mwehehehe..
Mau baca blognya Widiana wulansari... Baru nemu pas lagi ubek-ubek google. Ssstt.. dia punya kismis di dagunya.. mwihihihi.. see ya!
Read More

Senin, 06 Oktober 2014

If I Have Own Room - Part 1

If I've own room, I need a tin of red color. I will paint part of my wall with red color interval with white color that use to make a line or some arouse words. I thought  a red color can explain how big my ambition. The red symbolize braveness, courage, powers. It seems suitable with my personality that have many ambitions, dreams, and will always bring it into reality.

I always imagine that my rooms will have a red color on the part of wall. When I open the door, I will see that color with having arouse words. So, every I open the door I will recalled with those words. There are many words on my mind. Sometimes, I'll take "You must go there!!" continued by the name of countries I should stay, like liverpool, makkah, japan, korea, also turkey. Or I will joined that color with white color that used to draw a world map. So ambitious! I can selfie every time I want... :) I can signing the country I should go and marked the country I ever arrived with a photos!

If I've own room, I will buy some board, painted with white color, then make them lying on my wall and used to take some book above it. Absolutely, I love reading a book. I always buy a book theme with true story, like an adventure, full of struggle and sacrifice. Or maybe I ever collecting a motivation books, but I don't really love it. Only read and felt better then yesterday and has been motivated. But, it always hold out only a day or three days. After that, u know what I mean.... yeah! hehe..

I ever seen on youtube about "How to install book shelve on the wall". The first time I watched it I said "Amazing!! It so easy! I can install only 10 minutes" but later when I would to try it by myself "Oh my GOD, It makes me hard to thinking!". It is dare to me!

Hooaamm...!! I think so tired today.. see next post ya!


Read More