Sabtu, 29 November 2014

Lega~

Dan ketika semua harus beradu dengan yang namanya nostalgia,
Akan ada rasa pasta nano-nano yang menggelantung di atas kepala.
Termenung dan tersenyum.

---
Semuanya berawal dari nostalgia.
Setelah rasa lama teruraikan dalam sebait kata.
Kata yang menurutku terlalu bodoh, terlalu memalukan saat diutarakan.
Pagi datang dan memberi komentar,
lalu berlanjut kepada obrolan singkat namun mempunyai tujuan.

Diawali tanya kabar
Ditengahi dengan kejujuran
Disudahi dengan rasa tenang.
Lega rasanya.
---
Read More

Selasa, 25 November 2014

Ehm! Saya Siap Menikah Tahun 2015 dan Mencari Seorang Istri



Bismillah,,

Akhir-akhir ini saya sering kepikiran tentang nikah. Dan sepertinya nikah itu indah. Kemana-mana ada temennya. Pulang kerja ada yang nemenin. Ada yang bisa dikangenin. Ada yang bisa diajak ngomong klo pas di kamar. Ada yang bisa diajak bareng jalan-jalan kalo pas weekend. wew!

Pernah saat minggu kemarin, saat saya pergi ke rumah kakak perempuan saya yang baru saja menikah. Disana ia dan suaminya tinggal di sebuah rumah sederhana. Satu hal yang membuat saya terpesona. Meski tidak ada televisi (rata-rata setiap rumah punya tv, tp mereka sepakat untuk tidak mengisi rumahnya dengan tv), namun rumah itu terasa hidup. Saya merasakan sekali aura itu. Rumahnya dipenuhi 4 rak berasusun 3 tingkat dan disesaki oleh buku-buku yang tak hanya bagus, namun juga berbobot. Semakin betah tinggal disana.

"Enak ya kamu mbak sudah punya rumah" celetuk saya kepada kakak perempuan yang saat itu sedang masak di dapur.

"Jadi pengen punya rumah juga,"

"Ya enakan punya rumah yang ada istrinya dong" jawab dia sambil tersenyum puas men-skak adiknya..

#glek! bener juga ya ??.. mwehehe..

Sejak kakak perempuan saya menikah, orangtua memberikan tanda-tanda dan mendorong saya untuk segera nyusul. Dimulai dengan cara membuat list anak perempuan teman-teman orangtua saya. Mereka catet satu-satu siapa yang punya anak perempuan. Kemudian disaring satu-satu mana yang sekiranya cocok dengan saya. #Hadeeeeeehhh... hahaha..

Ada lagi, saya disuruh kenalan dengan teman-temannya suami kakak saya. Ditunjukkan dua nama, dan saya dipaksa untuk mencari info mereka berdua.. Mulai dari diberikan alamat blognya hingga alamat tempat kerjannya. OMG.. niat banget ortu saya, hehehe

Tapi, dari situ saya berpikir. Ortu sepertinya sudah sepenuhnya mendukung, hanya tinggak menunggu eksekusi dari saya. Awalnya saya niat nikah umur 25, ortu pun juga menyarankan demikian. Entah, sejak kakak saya menikah mereka berubah halauan. Mereka beranggapan bahwa status pekerjaan saya dengan penghasilan yang telah melebih penghasilan mereka berdua layak untuk menghidupi seorang istri. Well, ini yang saya sedikit pahami.

Ya.. ya.. ya.. Saya akui sebenarnya saya juga pengen nikah.. (Peace!! jangan berantem!). Dalem hati seringkali berkata, "Saya butuh seorang teman yang selalu bisa hadir disebelah saya."

Berpikir dan berpikir. Apakah saya sudah mantap untuk menikah? Saya hanya menjawab, "Aku harus memantaskan diri sendiri agar aku bisa mendapatkan istri yang ku inginkan." Right?

Well, temen-temen semua. Siapa saja yang berkesempatan membaca tulisan ini. Sudah saya putuskan matang-matang bahwasannya saya telah mantap untuk menikah tahun depan..

Sekali lagi, "Saya Mantap Untuk Menikah Tahun Depan!"

Kapan? - InshaaAllah sebelum saya berulang tahun pada bulan Juli 2015

Sama siapa? - Allah hingga kini masih merahasiakannya.

Undang-undang ya? - Silahkan datang :)

Sudah punya calon? - Belum! :) Atau kamu mau jadi calonku?

Boleh daftar? - Yap! Silahkan! Kita boleh bertukar CV. Jika cocok, mudah-mudahan janji Allah itu datang.

Boleh tulisan ini disebar, di medsos mungkin? - Yap! Boleh sekali! Mudah-mudahan Allah membalas jasa baik kalian di surga nanti.

At least, mungkin agak geli ya bacanya? tapi saya serius kok :) Saya mau ta'arufan dan melamar. Mudah-mudahan salah satu dari kalian adalah belahan sayapku. InshaAllah... Do'akan saya ya!
Read More

Minggu, 23 November 2014

Tak Penting!

Yap.. yap.. yap..
Ketikanku mulai merayap merangkai kata-kata di atas keyboard nan usang.

Well, saya/aku/gue ternyata lebih suka bercerita hal pribadi. Nggak tau kenapa. Enak aja, nulis bisa ngalir kayak aliran iler pas lagi tidur nyenyak (wkwkwkw)..

Baru baca postnya +nursih dwi hastuti dan tahu nggak pemirsa, dia ternyata sudah menduakan blognya selama tiga bulan! wahahaha... (*info ini bukan gosip, tapi realita selebritis.. cmiiiuw!)

Udah ah, gue/aku juga sudah lama nggak nulis. Wait.. wait.. wait.. maksud saya bukan nggak nulis sama sekali, akan tetapi nggak pernah sempet ngepost di blog yang paling gue cinte ini. Saya sudah memiliki beberapa tulisan yang sampe sekarang belum release. Tulisannya bagus-bagus! Berbobot! Boleh coba ditimbang di kios sebelah.. hehe

Saya suka curi-curi waktu buat nulis. Jujur, nggak sempet banget (kadang nggak sempet sama nggak nyempatin itu beda dikit ya guys). At least, gue harus berangkat awal. Biasanya saya sudah sampe setengah jam lebih awal di ruangan. Habis itu buru-buru nyiapin lepi and buat coffee :)

Lalu mulai mikir mau nulis apa. Kadang gue takut gaya tulisan gue kayak cewe, yang bersarkase centil nan comel. Kadang juga takut dikira lebay atau mungkin gaya gue yang kekanak-kanakan. Ya wajar, penulis amatiran emang begitu kegalauannnya.. so nikmatin aja! mwehehe..

Nah, satu kekurangan gue. Eh, sebentar. Sebenernya bukan kekurangan sih, akan tetapi keunikan. Gue ngerasa nggak pede kalo lagi nulis dan ada orang disekeliling gue. Otak gue seakan terhenti tak mendapat pasokan oksigen. Mata merespon otak bahwa orang disekeliling gue memperhatikan tulisan gue. Padahal sih orang itu sebenernya nggak baca apa yang gue tulis. Bahkan kadang saking takutnya dibaca, gue  sampe ngecilin font ukuran 8 .. super sekali!

Udah itu aja... hehehehehehe

Semacam curhat, tapi biarin aja. Anjing menggonggong, ya gue lari.. mwehehehe..
Mau baca blognya Widiana wulansari... Baru nemu pas lagi ubek-ubek google. Ssstt.. dia punya kismis di dagunya.. mwihihihi.. see ya!
Read More

Senin, 06 Oktober 2014

If I Have Own Room - Part 1

If I've own room, I need a tin of red color. I will paint part of my wall with red color interval with white color that use to make a line or some arouse words. I thought  a red color can explain how big my ambition. The red symbolize braveness, courage, powers. It seems suitable with my personality that have many ambitions, dreams, and will always bring it into reality.

I always imagine that my rooms will have a red color on the part of wall. When I open the door, I will see that color with having arouse words. So, every I open the door I will recalled with those words. There are many words on my mind. Sometimes, I'll take "You must go there!!" continued by the name of countries I should stay, like liverpool, makkah, japan, korea, also turkey. Or I will joined that color with white color that used to draw a world map. So ambitious! I can selfie every time I want... :) I can signing the country I should go and marked the country I ever arrived with a photos!

If I've own room, I will buy some board, painted with white color, then make them lying on my wall and used to take some book above it. Absolutely, I love reading a book. I always buy a book theme with true story, like an adventure, full of struggle and sacrifice. Or maybe I ever collecting a motivation books, but I don't really love it. Only read and felt better then yesterday and has been motivated. But, it always hold out only a day or three days. After that, u know what I mean.... yeah! hehe..

I ever seen on youtube about "How to install book shelve on the wall". The first time I watched it I said "Amazing!! It so easy! I can install only 10 minutes" but later when I would to try it by myself "Oh my GOD, It makes me hard to thinking!". It is dare to me!

Hooaamm...!! I think so tired today.. see next post ya!


Read More

Minggu, 21 September 2014

Merangkai Asa Melambungkan Impian

Akhir-akhir ini saya mulai berpikir untuk membuat suatu perubahan dalam kegiatan sehari-hari. Saya berpikir, "kok kegiatan saya cuma gini-gini aja. Berangkat pagi, pulang malam, tidur, berangkat pagi, pulang malam, tidur, dst tanpa henti". Dan kegiatan tersebut sudah hampir saya lakukan selama 2 bulan.

Dalam hati berkata lain, "Saya tidak bisa seperti ini terus."

Lamunan saya seringkali kembali ke beberapa bulan yang lalu. Saat-saat masih dalam pengerjaan proses skripsi. Saat itu, masih ingat betul dalam alam pikiran, saya sangat bersemangat sekali mengejar beasiswa ke LN meski dalam proses pengerjaan skripsi. Maaf, bukan maksud saya untuk sombong, tapi saya sangat senang sekali bila mengingat masa-masa tersebut. Saya masih ingat letak-letak kertas tempelan bertebaran disana-sini. Ada yang di tembok, di meja belajar, laptop, sampai ranjang tidur pun tak ketinggalan. Kertas-kertas itu berisikan target, list, info, hingga motivasi untuk diri sendiri.

Saat itu sangat bersemangat sekali. Tiap kali ada tawaran beasiswa langsung saya bookmark, dan yang cocok langsung saya print dan saya isi. Saya masih ingat sekali pernah suatu ketika saya mengisi formulir yang menggunakan bahasa cina. Dengan bantuan translate akhirnya form itu terselesaikan.. meski pada akhirnya tak diterima.. haha.. itu saking inginnya kuliah di LN, sampe-sampe asal-asalan, asal tembak, hhehe

Gara-gara semangat itu pula saya harus rela belajar TOEFL hingga EPS-TOPIK sendirian. Ya! sendiri! Jujur, saya katakan, saya tidak punya uang bila harus mengikuti kursus. Jangankan kursus, untuk sekedar buku-buku untuk belajar TOEFL dan EPS-TOPIK saja masih pinjam, kan hemat!. 

Untuk TOEFL saya biasa pinjam ke perpustakaan kampus. Yang bagus saya pinjam lalu difotokopi dan saya pajang di kamar.. hehe.. ya enggak lah, pasti langsung saya pelajari. Terkadang pula bila batas peminjaman sudah full (maks boleh pinjam 5 buku) saya merelakan membagi waktu antara pengerjaan skripsi dan mempelajari TOEFL di perpustakaan kampus. Sambil mengunggu dosen datang, saya sempatkan belajar TOEFL di lorong fakultas. Biasanya sebelum berangkat sudah saya persiapkan materi listening di hape dan mencetak kunci jawaban di selembar kertas kecil. Jadi, sambil nunggu dosen, saya listening sendirian. Kata temen, saya asyik dengerin lagu sendirian, padahal kenyataannya belajar toefl, hehe..

Sedangkan untuk EPS-TOPIK ini yang awalnya agak berat. Agak berat karena harus memulai semuanya dari awal. Jujur saya katakan saya tak punya dasar bahasa korea sedikit pun. Saya pun mencari strategi agar mampu menguasai dasar-dasar bahasa korea secepat yang saya bisa. Salah satu strategi saya yaitu belajar seperti saat saya belajar iqro. Pertama-tama harus mengerti huruf hija'iyyah. Begitu juga dengan korea, saya akhirnya harus menguasai dahulu hangeul. Tak butuh waktu yang lama. Saya yang kala itu benar-benar niat langsung menyediakan waktu sendirian selama satu hari di dalam kamar. Pada akhirnya saya mampu hafal diluar kepala hangeul dalam tempo tidak lebih dari satu hari (kira-kira hanya 8 jam) berikut dengan cara menulisnya. Yap! Bila mengingat kembali hal tersebut, saya katakan bahwa diri saya mampu!

Hari-hari berikutnya pun terasa mudah. Saya mulai menghafal angka, seperti "Hana, dul, set, net" hingga kata kerja semisal, "chulbalhada, geunmuhada, dll (cari sendiri ya artinya.. hehe)". Dan dalam seminggu, eh nggak sampe kayaknya deh, saya sudah mampu menulis kalimat berikut dengan tenses-nya. Oh ya, saya setiap harinya (setelah menguasai hangeul) hanya menyediakan waktu 2-3 jam sehari. Beh, beh, beh... bisa kan? saya bisa, kalian pasti lebih bisa!

Dan untuk bahasa korea dasar ini saya cuma belajar dari internet. Download materi, print lalu terapkan! Kemudian, tak berhenti disitu saja. Saya pun melanjutkan ambisi saya agar mampu menguasai korea dasar. Saya pinjam buku-buku (dasar nggak modal!) dari temen yang kebetulan sudah di korea lalu fotokopi dan mencoba soal-soalnya.. praktis dan efisien! hehe

Saya ingat betul hasil yang saya dapatkan dari usaha sekeras itu. ITP saya yang awalnya hanya sekitar 450-470 paling tinggi langsung melesat menjadi 566, alhamdulillah. dan untuk yang bahasa korea yang berjuang mati-matian juga, akhirnya mendapat jawaban di bulan ketiga, saya direkomendasikan untuk melanjutkan kuliah S2 oleh seorang professor disana (mengapa saya tak jadi kesana? cari di post2 sebelumnya ya?).

-------

Oke, itu hanya masa lalu dan ternyata saya mampu. Saya bisa! Saya cerdas! Saya diberi kelebihan! Saya sama sekali berbeda dari yang lain! Saya punya cara sendiri. << *ini motivasi untuk diri sendiri lho... cmiw

Bila mengingat kembali masa-masa itu, selalu ada motivasi yang muncul untuk segera melangkahkan kaki kembali di jalur kemenangan. Jalur yang harus kembali ditata agar kembali sempurna untuk mewujudkan cita-cita.
Read More

Rabu, 03 September 2014

To My Friend

Senang rasanya punya temen yang sekarang (baru saja) melanjutkan kuliahnya S3 di Jerman dengan beasiswa LPDP,,,
Dulu, ketika masih di pesantren saya pernah sekamar dengannya. Juga sekelas dari SMP sampe SMA.

Orangnya sih biasa aja. Maksudnya tidak menonjol banget. Salah satu buktinya, ia belum pernah berada diantara tiga besar peringkat kelas (klo nggak salah). Tapi untuk urusan hafalan, ia termasuk orang yang tercepat.

Pernah saat saya sekamar dengannya, saat kelas 7 semester II, balapan setoran hafalan qur'an. Saya dan 13 anak kamar lainnya, setiap hari harus setoran hafalan qur'an ba'da magrib dan ba'da subuh kepada wali kamar saya, namanya Hisyam.

Kamar kami, 104, ada tiga orang yang hafalannya sudah banyak, dan  saya termasuk dalam hitungan. Ia dan seorang lagi, adalah kompetitorku dalam urusan hafalan. Kami bertiga selalu paling banyak setoran. Saling kejar-kejaran. Tapi satu yang saya catat, teman saya yang satu ini sanggup menghafal 1 halaman dalam waktu 15 menit. joss! Kagum! Kadang kalo sudah begini, rasanya perjuangan kita berdua sia-sia. G bakal sanggup ngejar. Biasanya kami ngejarnya ya hafalan diluar jam setoran, misal waktu dzuhur atau ashar. Dengan begitu persaingan tetap seimbang.

Oh ya, diawal sudah saya katakan, bahwa ia orangnya biasa-biasa aja ketika pelajaran. Tapi saat menginjak bangku kelas 12, ia berubah total! Totality.

Ia yang memang berasal dari keluarga yang mampu, disupport oleh orangtunya dengan kumpulan buku-buku latihan. Bukunya sampe satu kardus. Menurut anak-anak pesantren, mengerjakan buku latihan satu kardus adalah hal yang luar biasa!

Hampir setiap kali tryout nilainya selalu yang tertinggi. Semenjak itu saya secara pribadi kagum padanya. Kagum dengan perjuangannya. Kagum dengan semangatnya. Dan saat saya bertanya padanya kemana ia akan berlabuh selanjutnya, ia menjawab "Gw mau masuk Teknik Elektro ITB!!", jawabnya dengan tatapan optimis.

Dan ternyata kekaguman saya tak salah. Mimpinya akhirnya diijabah! Ia diterima masuk Elektro ITB. Subhanallah!!

Tak sampai situ saja, setelah lulus ia langsung melanjutkan program fast track yang hanya ada di kampus-kampus besar, hingga lulus S2. Sehingga total S1-S2 ia habiskan hanya 5 tahun. Begh!

Pada akhirnya, awal juni kemarin saya sempat bertanya padanya, kemanakah ia akan berlabuh. Ia menjawab, "Alhamdulillah us, gw udah diterima di Eindhoven, Belanda. Tinggal cari dana nya aja."

Well, Allah memutuskan hal yang lain. Saat ini ia sudah berada di Jerman. Tak seberapa jauh dari Belanda hanya selangkah bila lihat di peta. Mudah-mudahan ilmumu bermanfaat kawan! Terus berjuang! Jaga sholatmu, jaga akhlakmu! :)



To: Muhammad Abduh
for: Open letter from your past friend
Read More

Rabu, 27 Agustus 2014

Jangan Remehkan Struktur Kelas!

Pernahkah kalian memikirkan untuk apa sih dulu kita rajin membuat struktur organisasi? Kenapa setiap ganti semester atau ganti tahun ajaran baru di hari pertama pasti kita membuat sebuah struktur. Entah itu struktur kelas ataukah struktur organisasi intra ataupun ekstra.

Dulunya saya berpikir, “Buat apa sih bikin bikin kayak gini? Toh nggak ngaruh cuma jadi pajangan aja.” Beneran lho! Jangan salah, saya paling males ngebuat yang kayak beginian. Rasanya, Cuma ngabisin waktu. Saya malah mikir, “Alaaaaahh.. asal tunjuk aja terus tulis, beres!”. Sesimpel itu loh!

Kali ini pola pikir itu semacam menghantam balik pada diri saya. Seakan-akan saya kena karma karena sempat meremehkan masalah membuat struktur.

Kali ini saya diminta untuk me-maintenance struktur perusahaan tempat saya bernaung. Jangan kalian bayangkan struktur yang saya pegang hanya segede upil yang sering saya acuhkan. Yang saya (dan tim) garap adalah struktur yang panjangnya sepanjang Anyer-Panarukan (Pernah ngukur? Sama saya juga belum, hehe). Yang biasanya saya buat struktur cuma 1 menit selesai, kali ini satu minggu tidak cukup. Yang biasanya membuat struktur yang berlaku paling lama 1 semester, saya membuat struktur tahun ini, prediksi setengah tahun kedepan, dan struktur setahun kedepan.  Super!!

Ini contoh screenshoot-nya (jangan lupa, panjangnya dikalikan 10)


 Haha, bisa bacanya? Itu sudah saya zoom-out hingga tidak bisa diperkecil lagi... haha

 Dan yang kotak-kotak itu isinya nama orang, jabatan, pendidikan, tanggal mulai kerja. Jumlahnya hingga hampir 3000 orang. Luar biasa! Haha.. keder keder dah! Kami pernah mengerjakannya pada hari sabtu & minggu, dari pagi sampai malam, dan belum selesai,,, hebat!!! Haha

Ya, sekarang buat temen-temen yang masih sekolah ataupun masih rajin ikut organisasi, jangan kalian remehkan urusan membuat struktur. Bisa-bisa kalian seperti saya. Bingung tak terkendali. Rajin-rajinlah berlatih membuat struktur. Kalo perlu buatlah perencanaan struktur kelas kalian hingga lulus.. itu klo perlu.. hehehe

Oke deh, saya mau bobo dulu.. bye!


Read More