Senang rasanya punya temen yang sekarang (baru saja) melanjutkan kuliahnya S3 di Jerman dengan beasiswa LPDP,,,
Dulu, ketika masih di pesantren saya pernah sekamar dengannya. Juga sekelas dari SMP sampe SMA.
Orangnya sih biasa aja. Maksudnya tidak menonjol banget. Salah satu buktinya, ia belum pernah berada diantara tiga besar peringkat kelas (klo nggak salah). Tapi untuk urusan hafalan, ia termasuk orang yang tercepat.
Pernah saat saya sekamar dengannya, saat kelas 7 semester II, balapan setoran hafalan qur'an. Saya dan 13 anak kamar lainnya, setiap hari harus setoran hafalan qur'an ba'da magrib dan ba'da subuh kepada wali kamar saya, namanya Hisyam.
Kamar kami, 104, ada tiga orang yang hafalannya sudah banyak, dan saya termasuk dalam hitungan. Ia dan seorang lagi, adalah kompetitorku dalam urusan hafalan. Kami bertiga selalu paling banyak setoran. Saling kejar-kejaran. Tapi satu yang saya catat, teman saya yang satu ini sanggup menghafal 1 halaman dalam waktu 15 menit. joss! Kagum! Kadang kalo sudah begini, rasanya perjuangan kita berdua sia-sia. G bakal sanggup ngejar. Biasanya kami ngejarnya ya hafalan diluar jam setoran, misal waktu dzuhur atau ashar. Dengan begitu persaingan tetap seimbang.
Oh ya, diawal sudah saya katakan, bahwa ia orangnya biasa-biasa aja ketika pelajaran. Tapi saat menginjak bangku kelas 12, ia berubah total! Totality.
Ia yang memang berasal dari keluarga yang mampu, disupport oleh orangtunya dengan kumpulan buku-buku latihan. Bukunya sampe satu kardus. Menurut anak-anak pesantren, mengerjakan buku latihan satu kardus adalah hal yang luar biasa!
Hampir setiap kali tryout nilainya selalu yang tertinggi. Semenjak itu saya secara pribadi kagum padanya. Kagum dengan perjuangannya. Kagum dengan semangatnya. Dan saat saya bertanya padanya kemana ia akan berlabuh selanjutnya, ia menjawab "Gw mau masuk Teknik Elektro ITB!!", jawabnya dengan tatapan optimis.
Dan ternyata kekaguman saya tak salah. Mimpinya akhirnya diijabah! Ia diterima masuk Elektro ITB. Subhanallah!!
Tak sampai situ saja, setelah lulus ia langsung melanjutkan program fast track yang hanya ada di kampus-kampus besar, hingga lulus S2. Sehingga total S1-S2 ia habiskan hanya 5 tahun. Begh!
Pada akhirnya, awal juni kemarin saya sempat bertanya padanya, kemanakah ia akan berlabuh. Ia menjawab, "Alhamdulillah us, gw udah diterima di Eindhoven, Belanda. Tinggal cari dana nya aja."
Well, Allah memutuskan hal yang lain. Saat ini ia sudah berada di Jerman. Tak seberapa jauh dari Belanda hanya selangkah bila lihat di peta. Mudah-mudahan ilmumu bermanfaat kawan! Terus berjuang! Jaga sholatmu, jaga akhlakmu! :)
To: Muhammad Abduh
for: Open letter from your past friend
0 komentar:
Posting Komentar