Pernahkah saya merasa kesepian?
Pernah. Yakin? Yakin! Sering malahan :v
Diantara kita pasti pernah
merasakan kesepian. Entah itu ‘merasa’ tak punya teman, ‘merasa’ tak ada yang
bisa diajak bicara, ‘merasa’ tak ada tempat untuk berkeluh kesah, atau mungkin ‘merasa’
tak mungkin bisa memiliki pasangan (loh.. ini kejauhan, hehe)
Yap! Adakalanya kesepian itu
datang. Tak dipanggil pun datang. Terkadang saat kita baru saja tiba di rumah selepas
kerja dan mendapati sekeliling rumah kosong. Melihat tetangga kanan kiri juga
sepertinya memiliki kesibukan sendiri di dalam rumahnya. Mencoba menghubungi
teman atau sahabat ternyata juga demikian, ada jeda sekian lama menunggu
balasan.
Lalu tiba-tiba suasana menjadi
hening. Benar-benar hening. Hanya terdengar sesekali suara motor lalu lalang. Suasana
sore yang jarang terjadi. Seakan-akan sudah diskenariokan oleh Tuhan agar
suasana kesepian semakin dramatis.
Kemudian kita mencoba duduk
bersandar. Mencoba menikmati suasana senja seperti ini yang jarang sekali datang.
Memandang luas indahnya langit sore, bergaris-garis putih dengan latar warna
senja. Sekelompok burung berlomba-lomba untuk segera kembali pulang ke
sarangnya. Angin mendayu-dayu seakan mengajak ranting untuk menari-nari diatas
penderitaan orang kesepian.
“Aku, apa saja yang sudah kulakukan hari ini?”
Sempatkah tadi lisanku berucap kasar kepada orang? Sempatkah tadi indra penglihatanku memicingkan kehidupan orang? Sempatkah sikapku tadi merendahkan orang? Sempatkah tadi hatiku mencurigai seseorang? Sempatkah tadi aku melupakan sebuah janji? Sempatkah tadi berlaku curang? Sempatkah tadi mengacuhkan orang? Sempatkah? Sempatkah?
“Ahh.. jikalau sempat, lalu apa yang harus aku perbuat?”
Tiba-tiba ada yang hadir dalam
lubuk hati kita. Seperti sesuatu yang menyeruak ke atas permukaan. Mengirimkan
sinyal-sinyal suci. Melontarkan sebaris kata dalam diri, “Sini,,, kembalilah
pada-Ku..”
Allah hadir dalam diri kita. Ia
ingin menyambangi diri kita. Menyapa kita, menyapa dengan cara me-rewind perilaku kita. Selama ini Ia diduakan oleh kita. Kita menjauh dari-Nya. Tak menyadari bahwa selama ini setia berada di sisi
kita hanyalah Allah semata.
Seringkali semua permasalahan
datang karena diri kita sendiri. Lupa sebenarnya ada Dzat yang Maha Melihat, Maha
Mendengar. Allah menghadirkan sepi agar kita kembali mengingat-Nya. Agar kita
kembali bertaubat kepadanya. “Innahuu kaana tawwaabaa” (An Nasr : 04)
Ah, indahnya sepi ini. Harusnya
sering-sering ia menyambangi. Mengajak dialog kepada diri sendiri.
0 komentar:
Posting Komentar