Senin, 06 Juni 2016

1. Refleksi Sepi

Pernahkah saya merasa kesepian? Pernah. Yakin? Yakin! Sering malahan :v

Diantara kita pasti pernah merasakan kesepian. Entah itu ‘merasa’ tak punya teman, ‘merasa’ tak ada yang bisa diajak bicara, ‘merasa’ tak ada tempat untuk berkeluh kesah, atau mungkin ‘merasa’ tak mungkin bisa memiliki pasangan (loh.. ini kejauhan, hehe)

Yap! Adakalanya kesepian itu datang. Tak dipanggil pun datang. Terkadang saat kita baru saja tiba di rumah selepas kerja dan mendapati sekeliling rumah kosong. Melihat tetangga kanan kiri juga sepertinya memiliki kesibukan sendiri di dalam rumahnya. Mencoba menghubungi teman atau sahabat ternyata juga demikian, ada jeda sekian lama menunggu balasan.

Lalu tiba-tiba suasana menjadi hening. Benar-benar hening. Hanya terdengar sesekali suara motor lalu lalang. Suasana sore yang jarang terjadi. Seakan-akan sudah diskenariokan oleh Tuhan agar suasana kesepian semakin dramatis.

Kemudian kita mencoba duduk bersandar. Mencoba menikmati suasana senja seperti ini yang jarang sekali datang. Memandang luas indahnya langit sore, bergaris-garis putih dengan latar warna senja. Sekelompok burung berlomba-lomba untuk segera kembali pulang ke sarangnya. Angin mendayu-dayu seakan mengajak ranting untuk menari-nari diatas penderitaan orang kesepian.

“Aku, apa saja yang sudah kulakukan hari ini?”


Sempatkah tadi lisanku berucap kasar kepada orang? Sempatkah tadi indra penglihatanku memicingkan kehidupan orang? Sempatkah sikapku tadi merendahkan orang? Sempatkah tadi hatiku mencurigai seseorang? Sempatkah tadi aku melupakan sebuah janji? Sempatkah tadi berlaku curang? Sempatkah tadi mengacuhkan orang? Sempatkah? Sempatkah?


“Ahh.. jikalau sempat, lalu apa yang harus aku perbuat?”

Tiba-tiba ada yang hadir dalam lubuk hati kita. Seperti sesuatu yang menyeruak ke atas permukaan. Mengirimkan sinyal-sinyal suci. Melontarkan sebaris kata dalam diri, “Sini,,, kembalilah pada-Ku..”

Allah hadir dalam diri kita. Ia ingin menyambangi diri kita. Menyapa kita, menyapa dengan cara me-rewind  perilaku kita. Selama ini Ia diduakan oleh kita. Kita menjauh dari-Nya. Tak menyadari bahwa selama ini setia berada di sisi kita hanyalah Allah semata.

Seringkali semua permasalahan datang karena diri kita sendiri. Lupa sebenarnya ada Dzat yang Maha Melihat, Maha Mendengar. Allah menghadirkan sepi agar kita kembali mengingat-Nya. Agar kita kembali bertaubat kepadanya. “Innahuu kaana tawwaabaa” (An Nasr : 04)


Ah, indahnya sepi ini. Harusnya sering-sering ia menyambangi. Mengajak dialog kepada diri sendiri.

0 komentar:

Posting Komentar