Post Singkat
Kondisi terakhir saat ini saya terjebak oleh kondisi lingkungan. Inginnya skripsi ini cepat selesai, karena masih banyak yang perlu saya lakukan setelahnya. Banyak yang ditunggu dan banyak yang menunggu saya. Untuk kesekian kalinya saya yakin 'Saya yakin pasti bisa!' karena saya juga yakin 'Saya telah dilahirkan telah dalam kondisi pintar', otak saya masih mampu menerima banyak materi tambahan. but, why it take so long time? I judge my activity for the reason.
Salah satu hambatan terbesar adalah rasa malas!
Saya harus bisa membuang jauh-jauh rasa malas. Semakin lama menunda semakin tumbuh rasa malas. Semakin lama ditinggalkan maka semakin cepat pula waktu berlalu.
Salah dua saya adalah terjebak oleh situasi 'serba ada'.
Internet inilah jebakan paling buruk yang saya rasakan. Makannya saya sangat senang sekali apabila bisa jauh dari jaringan internet, meskipun dalam kondisi saat ini saya benar-benar membutuhkan koneksi internet untuk menunjang skripis saya.. #piuhh!
Lokasi tempat tinggal saya sangat memungkinkan sekali untuk memanfaatkan jaringan. Dengan kecepatan 1Mbps siapa yang tidak tergiur? dan jaringan itu bebas digunakan semaunya. 24 jam non-stop. Beh. beh. beh...
Salah tiga saya adalah terjebak oleh 'pekerjaan'.
Lagi-lagi menyalahkan kondisi. Tapi itulah situasi saya saat ini. I like my job and I like have own money. Job saya hampir seperti hobby. Pernah diminta sama ortu untuk melepas job agar bisa konsentrasi skripsinya dan mereka akan menyanggupi untuk mengganti penghasilan saya setiap bulannya hingga skripsi saya selesai. But, terasa berat. Really. :(
Salah empat adalah 'Tidak pernah menghargai perasaan ortu'
Hampir setiap kali, saat tidak mengerjakan revisian, muncul bayangan ortu di hadapan saya. Saya merasa berdosa telah mengecewakan mereka. Saya merasa bersalah telah membuat mereka lama menunggu. Campur aduk membuat hati bersemangat kembali. Biasanya setelah itu saya berdoa agar dimudahkan, dilancarkan dan diluluskan dan meminta dosen penguji yang paling mudah (saya sebutkan nama dosennya) kepada Allah. Piuhh... kok bisa-bisanya saya tidak menghargai perasaan ortu. #dosabesar #durhaka.
Read More
Kondisi terakhir saat ini saya terjebak oleh kondisi lingkungan. Inginnya skripsi ini cepat selesai, karena masih banyak yang perlu saya lakukan setelahnya. Banyak yang ditunggu dan banyak yang menunggu saya. Untuk kesekian kalinya saya yakin 'Saya yakin pasti bisa!' karena saya juga yakin 'Saya telah dilahirkan telah dalam kondisi pintar', otak saya masih mampu menerima banyak materi tambahan. but, why it take so long time? I judge my activity for the reason.
Salah satu hambatan terbesar adalah rasa malas!
Saya harus bisa membuang jauh-jauh rasa malas. Semakin lama menunda semakin tumbuh rasa malas. Semakin lama ditinggalkan maka semakin cepat pula waktu berlalu.
Salah dua saya adalah terjebak oleh situasi 'serba ada'.
Internet inilah jebakan paling buruk yang saya rasakan. Makannya saya sangat senang sekali apabila bisa jauh dari jaringan internet, meskipun dalam kondisi saat ini saya benar-benar membutuhkan koneksi internet untuk menunjang skripis saya.. #piuhh!
Lokasi tempat tinggal saya sangat memungkinkan sekali untuk memanfaatkan jaringan. Dengan kecepatan 1Mbps siapa yang tidak tergiur? dan jaringan itu bebas digunakan semaunya. 24 jam non-stop. Beh. beh. beh...
Salah tiga saya adalah terjebak oleh 'pekerjaan'.
Lagi-lagi menyalahkan kondisi. Tapi itulah situasi saya saat ini. I like my job and I like have own money. Job saya hampir seperti hobby. Pernah diminta sama ortu untuk melepas job agar bisa konsentrasi skripsinya dan mereka akan menyanggupi untuk mengganti penghasilan saya setiap bulannya hingga skripsi saya selesai. But, terasa berat. Really. :(
Salah empat adalah 'Tidak pernah menghargai perasaan ortu'
Hampir setiap kali, saat tidak mengerjakan revisian, muncul bayangan ortu di hadapan saya. Saya merasa berdosa telah mengecewakan mereka. Saya merasa bersalah telah membuat mereka lama menunggu. Campur aduk membuat hati bersemangat kembali. Biasanya setelah itu saya berdoa agar dimudahkan, dilancarkan dan diluluskan dan meminta dosen penguji yang paling mudah (saya sebutkan nama dosennya) kepada Allah. Piuhh... kok bisa-bisanya saya tidak menghargai perasaan ortu. #dosabesar #durhaka.