Minggu, 22 September 2013

Laporan Tiga Minggu

I never thought that you would be the one to hold my heart

Hampir sebulan terlewati. Saya rasa masih banyak kekurangan disana sini, mulai dari pengaturan jadwal, puasa, shalat malam, hingga yang paling urgent adalah penyelesaian skripsi yang tak kunjung usai.

Awal datang kesini sangat semangat menggebu, inginnya skripsi selesai dalam waktu dua minggu. Buat jadwal super ketat selama satu minggu, mulai dari jadwal ketemu dosen, ke perpustakaan, hingga pengurusan berkas pendaftaran, semuanya saya tulis di kalender.



Masuk ke minggu kedua, semuanya mulai seperti karet yang sedang kepanasan. Semuanya mulai longgar. Minggu kedua pikiran terpecah antara konsul dan kuliah. Padahal minggu kedua itu adalah periode pendaftaran terakhir skripsi bila ingin wisuda bulan oktober. Finally, akibat pengaturan jadwal yang salah, akhirnya kembali gagal untuk maju ke meja sidang perdamaian dunia.

"Everything made by us and make a risk"

Minggu ketiga saya mendapat surprise. Entah ini karena terpaksa atau menilai dari keahlian saya (ehm!), pihak Pesma Firdaus menunjuk saya untuk menjadi pengajar mahasantri baru. Nggak tanggung-tanggung, langsung dua matakuliah, tiga jam seminggu, OMG! Cuma bisa berdehem dan bergumam "Bisa nggak ya?"

"Be useful to many people"

Sekarang minggu akhir minggu ke tiga dan insyaAllah saya bisa mengambil hikmah dari semua tindakan yang telah lalu kemudian bisa memperbaikinya untuk masa depan saya. See all!
Read More

Selasa, 10 September 2013

Falling Down then Get Up

Bolehkan kita terjatuh? Bagi orang yang idealis mungkin hal ini dianggap suatu hal yang harus dihindari. Satu ungkapan bagi orang yang idealis adalah 'nggak boleh salah sedikit pun! titik!'. Namun ada juga yang berpandangan bahwa boleh saja terjatuh.

On my opinion, boleh-boleh saja kita terjatuh. Bahkan terjatuh ke dalam lubang yang dalam sekalipun. Saya rasa ketika saya terjatuh akan ada suatu keajaiban yang muncul dalam diri kita, istilahnya mungkin bisa disebut 'mutiara hati berbicara'. Mungkin saja setelah proses kejatuhan itu akan timbul suatu daya dobrak, daya dorong yang luar biasa untuk bisa keluar dari situasi kritis tersebut. Faktanya pun cukup banyak orang yang dulunya pernah terjatuh kemudian mampu berbalik arah dan membuat kehidupannya lebih baik lagi daripada sebelum terjatuh.

Second opinion, boleh-boleh saja kita terjatuh asal dua hal ini tidak boleh dilanggar;
Yang pertama adalah ketika berada dalam proses terjatuh jangan sampai kita membawa orang lain ikut terjatuh. Eh beneran ini lho! Kadang ketika dalam proses terjatuh ini kita membuat-buat alasan dan mulai menyalahkan orang lain atas proses keterjatuhan kita. Kadang pula kita tidak sadar, pada saat kita terjatuh ternyata pada saat itu pula kita menjatuhkan orang lain. Jika digambarkan seperti ada kemacetan di jalan tanjakan, lalu ada sepeda motor yang menuju ke atas tidak kuat menahan beban dengan rem. Otomatis perlahan ia akan mulai turun ke bawah dan tidak sadar bahwasannya dia sedang membahayakan orang yang berada dibelakangnya. Harusnya ketika ia sadar akan hal itu ia putuskan untuk turun dari motornya dan langsung menuju ke pinggir. Sama seperti saat kita dalam keadaan sulit, coba kita perhatikan sekitar kita, apakah ada orang lain yang kita rugikan dengan keadaan kita. Jika iya, maka segeralah menepi dan usahakan buat momentum untuk kembali lagi.

Kedua kita harus segera bangkit dari proses jatuh tersebut. Logikanya tidaak ada orang yang betah berada dalam lubang jurang, pastilah ia mencari jalan keluar. Nah, segera lakukan itu.
Read More

Senin, 09 September 2013

Only Curhat

Well, there's harmony when together with some new peoples, share everything, share laughing, laugh deeply and no limit around us.

First time being honest I would say don't care with them. I always busy and busy every time. No more chance to them to talk with me. Go early and back lately. Only said 'Hi' or just raising eyebrow when we meet.

All it rolling 180 degree when we start orientation together. They have honest heart, I can look from their eyes. I thought they have a something unique. I like them..


Welcome to our paradise!



Read More

Minggu, 08 September 2013

Menyiasati Perbedaan

Terkadang memang agak kesal dengan yang namanya kehidupan sosial. Serasa semua tidak adil dihadapan kita. Tak semua seperti yang diinginkan. Selalu ada pro dan kontra, setuju dan tidak setuju, suka dan tidak suka.

Mungkin pribadi yang suka rapih, suka bersih kemudian dipertemukan dengan orang yang belum terbiasa hidup rapih dan bersih akan merasa jengkel setiap saat. Bagi orang yang terbisa rapih tiba-tiba melihat sesuatu yang tidak berada pada tempatnya akan secara reflek merapihkannya. Berbeda dengan yang tidak terbiasa, kadang mereka terihlat cuek dan itu dianggap hal yang sepele. Satu-dua kali mungkin tak mengapa bagi yang terbiasa rapih, tapi bila hal itu terus-terusan terjadi maka ini bisa menjadi masalah yang serius. Jadi ingat pepatah "sedikit demi sedikit lama-lama menjadi bukit". Pepatah ini tidak hanya berlaku pada saat nabung uang saja, tapi juga berlaku saat menabung amarah.


Bagi yang mengerti akan perbedaan karakter seseorang mungkin kejadian tersebut bisa dijadikan pelajaran. Tidak semua bisa diaatasi dengan amarah. Pasti ada jalan keluar yang lebih mudah, lebih enjoy dan lebih nyaman. Salah satunya dengan saling bertukar pikiran. Apa yang ia suka dan apa yang tidak disuka perlu masing-masing pribadi ketahui.

Beri waktu untuk saling bertukar pikiran. Ajak secara tatap muka. Utarakan apa yang akan dibahas, dan buat perjanjian bahwa masing-masing harus mengutarakan apa saja yang ada didalam pikiran. Setelah perjanjian sudah ditepati barulah kita utarakan maksud kita, apa yang sudah menjadi kebiasan kita dan utarakan juga bahwa kita tidak suka apabila kebiasaan kita diganggu. Setelah semua tuntas barulah berikan waktu juga bagi lawan bicara kita untuk mengutarakan apa yang ada dibenaknya. Karena di awal sudah ada perjanjian semua akan saling menghargai satu sama lain, insyaAllah perbedaan yang selama ini dipendam akan hilang.
Read More

Minggu, 28 Juli 2013

Mempersiapkan Diri Untuk Berburu Lailatul Qadar

Sudahkah kita mempersiapkan diri untuk #berburu Lailatul Qadar? Bagi yang belum tahu apa itu Lailatul Qadar, mari kita simak pembahasan dibawah ini:

Lailatul Qadar adalah satu malam yang 'paling bergengsi' yang hanya terdapat pada bulan Ramadhan. Digambarkan dalam Al Qur'an bahwasannya malam itu adalah malam yang lebih baik daripada seribu bulan. Atau jika ambil perhitungan maka seribu bulan itu kurang lebih 83 tahun. Mari kita bayangkan apabila kita mendapatkan satu malam tersebut yang pahalanya seakan-akan kita telah beribadah sepanjang 83 tahun 24 jam non-stop. #Subhanallah... siapa yang tidak tergiur?


Perlu kita ketahui bersama, bahwasannya pada sepuluh hari terakhir ramadhan ini, Nabi Muhammad SAW paling banyak melakukan ibadah dibandingkan hari-hari lainnya. Aisyah ra, mengisahkan pada kita perihal sepuluh hari terakhir ramadhan:

"Adalah Rasulullah SAW apabila memasuki 10 hari terakhir ramadhan, beliau mengencangkan tali sarungnya (yakni meningkatkan amaliah ibadah beliau), menghidupkan malam-malamnya, dan membangunkan istri-istrinya" - Muttafaqun 'alaihi.

Bahkan apabila kita ikut 'menghidupkan' Lailatul Qadar, kita mendapatkan garansi dosa-dosa kita akan diampuni oleh Allah SWT.

"Barangsiapa melaksanakan shalat pada malam lailatul qadar karena iman dan mengharap pahala dari Allah, maka dosa-dosanya yang telah lalu akan diampuni." - HR. Bukhari

Well, sebenarnya masih banyak sekali keutamaan dari Lailatul Qadar, dan itu bisa dicari di internet dengan mudah. Nah, yang paling penting sekarang adalah apa yang perlu kita persiapkan sebelum 'berburu' Lailatul Qadar atau yang biasanya umum kita kenal dengan I'tikaf?

Yuk kita bahas satu-persatu!

1. Persiapkan do'a
Yap! sangat penting sekali kita menyiapkan do'a. Karena pasti tidak mau kan pas lagi i'tikaf kita cuma shalat kemudian melongo karena tidak tahu apa yang harus diperbuat. Apabila kita sudah persiapakan do'a-do'a apa saja yang akan dipanjatkan saat I'tikaf, maka kita akan lebih fokus dalam berdo'a kepada Allah, benar begitu? Lalu do'a apa saja yang perlu kita persiapkan? Banyak! Misal;

>> Do'a memohon ampunan Allah SWT. Ya sadar diri lah kita banyak dosa.. hehe

>> Do'a untuk kedua orangtua kita, sanak saudara, sahabat / teman kita, tetangga kita, dan jangan lupa untuk saudara kita yang seiman dan setaqwa, agar mereka diberikan kemudahan dan kelancaran rezeki; diberikan kesehatan; diberikan ampunan; diberikan kesabaran; dan berdo'a agar kita semua bisa bertemu kembali di akhirat kelak (tentunya ketemu di surga ya, bukan di neraka :D)

>> Do'a memohon agar impian kita di-ijabah sama Allah. Misal, minta lulus ujian, skripsi, jodoh, pekerjaan, dan selipkan juga do'a-do'a impian orang lain (ortu, saudara, teman, dll) agar diijabah sama Allah.

"Do'a seorang muslim untuk saudaranya yang dilakukan tanpa sepengetahuan orang yang didoakannya adalah do'a yang akan dikabulkan. Pada kepalanya ada seorang malaikat yang menjadi wakil baginya, setiap kali di berdo'a untuk saudaranya dengan sebuah kebaikan, maka malaikat tersebut berkata 'aamiin dan engkaupun mendapatkan apa yang ia dapatkan.'" - HR. Muslim
>> Dan do'a-do'a lainnya


2. Shalat Malam
Salah satu amalan yang penting adalah Qiyamul Lail. Sebisa mungkin perbanyak dan per-khusyuk shalat kita. Dan juga siapkan ayat-ayat yang akan kita baca saat Qiyamul Lail, klo bisa dipahami juga artinya. Bisa dijamin jika kita sudah siapkan ayat-ayat yang akan kita baca dan paham artinya saat shalat nanti kita akan lebih khusyuk dan menangis haru mengerti makna ayat yang kita baca..

3. Target Membaca dan Memahami Al Qur'an
Selalu bawa Al Qur'an yang ada terjemahannya saat I'tikaf. Ini penting! Di awal Ramadhan kita sudah membuat target (seperti ini) tentang bacaan kita saat ramadhan. Bila targetnya belum terpenuhi, alias masih banyak yang tertinggal jauh, maka malam inilah saatnya kita menuntaskan target-target kita.

4. Menghafal Al Qur'an
Bila ingin menghafal Al Qur'an maka waktu ini juga waktu yang pas bagi kita. Kita menjadi lebih tenang saat menghafal., kita menjadi lebih fokus saat menghafal, dan kita akan semakin tertantang untuk menghafal, karena tidak mau saat shalat bacaan ayat yang dibaca itu-itu saja.. ya nggak? :D

5. Bawa infak
Selain membawa Al Qur'an sebaiknya kita juga mempersiapkan infak. Tentukan kita mau infak berapa dan mulai sekarang sudah dipersiapkan untuk 10 malam. InsyaAllah, Allah SWT akan membalas ikhlas kita berkali-kali lipat baik di dunia maupun di akhirat.

6. Fisik
Kondisi fisik juga perlu diperhatikan. Usahakan saat siang hari kita memiliki waktu untuk istirahat yang cukup. Karena malam harinya kita akan benar-benar fokus untuk ibadah, dan itu membutuhkan energi. Kemudian usahakan juga setelah tarawih atau isya langsung segerakan istirahat dan jangan lupa setel beker agar kita terbagun. (saran: klo bisa sebelum jam 1 dini hari sudah mulai ya)

Mari kita persiapkan semua 'perbekalan' berburu kita terhadap Lailatul Qadar. Manfaatkan malam ini untuk kita mendekatkan diri kepada Allah. Jaga 10 malam terakhir untuk beribadah, karena insyaAllah jika diperkenankan kita akan bertemu dengan malam Lailatul Qadar. Karena ulama mengatakan; 

'Mereka yang menghidupkan malam, maksudnya beribadah kepada Allah, pada sepuluh hari terakhir bulan ramadhan akan mendapat pahala lailatul qadar walaupun tidak merasakan tanda-tanda datangnnya malam lailatu qadar'.

"[1] Sesungguhnya kami telah menurukannya (Al Qur'an) pada malam qadar. [2] Dan tahukah kamu apakah malam kemuliaan itu? [3] Malam kemuliaan itu lebih baik daripada seribu bulan. [4] Pada malam itu turun para malaikat dan Ruh (Jibril) dengan izin Tuhannya untuk mengatur semua urusan. [5] Sejahteralah (malam itu) sampai terbit fajar. (QS. Al Qadr: 1-5)"
Read More

Jumat, 26 Juli 2013

Memaknai Peringatan Nuzulul Qur'an dengan Introspeksi Diri

Sejenak kita berpikir apa makna sebenarnya dari peringatan Nuzulul Qur'an. Sedari kecil hingga kini kita selalu dibayang-bayangi oleh pemikiran 'Oh, nuzulul qur'an itu adalah hari diturunkannya Al Qur'an', bukankah begitu? Ada benarnya juga kita berpikiran seperti itu, namun pernahkah kita berpikir lebih jauh dari itu? maksudnya, tidak sekedar tahu Al Qur'an  turun saja akan tetapi sejauh apa peran kita terhadap turunnya Al Qur'an tersebut?


Coba kita tanya kepada diri kita masing-masing, "Buku apakah yang paling baik dan paling bagus di muka bumi ini?" Mungkin sebagian besar menjawab 'Al Qur'an'. Ya, kita meyakini Al Qur'an adalah buku terbaik dan terlengkap yang ada di muka bumi ini, tapi pernahkah kita membacanya hingga khatam beserta artinya? Ada yang pernah? catat!

Sekarang kita tanya lagi kepada diri masing-masing, "Pernahkah kita khatam membaca Al Qur'an dalam selang waktu satu minggu (kali ini tanpa arti)". Saya sendiri tersindir dengan pertanyaan ini. Adanya yang pernah kita khatam-kan adalah novel Laskar Pelangi, Harry Potter, dan buku-buku tebal lainnya, dan hebatnya buku yang minimal setebal 300 hingga 500 halaman itu bisa tuntas dalam waktu dua hari satu malam, ya kan? catat!

Mari kita beralih pada pertanyaan lainnya, "Pernahkah kita ditanya orang tentang perihal sudah khatam al qur'an berapa kali?". Ada yang jawabannya satu kali, empat kali, bahkan mungkin sudah puluhan kali. Hebat! Tapi, apakah kita tahu bahwasannya surat Yusuf itu memiliki cerita yang sangat indah? Apakah kita tahu cerita nabi Musa tersebar paling banyak di Al Qur'an dibandingkan nabi-nabi yang lainnya? catat!

Seharusnya peringatan nuzulul qur'an tidak sekedar kumpul, dengarkan ceramah dan kemudian makan-makan, akan tetapi yang lebih diutamakan adalah introspeksi diri sendiri tentang peran kita terhadap Al Qur'an.

Bila kita sudah bisa membacanya maka dilanjutkan dengan membaca artinya.
Bila kita sudah bisa membaca + membaca artinya, maka bisa dilanjutkan dengan mempelajari tafsirannya.
Bila kita sudah bisa membaca + membaca artinya + mempelajari tafsirannya, maka kita bisa mulai untuk mengajarkannya dan kemudian mengamalkan ajaran-ajaran yang terkandung di dalamnya.


Apabila hingga saat ini kita merasa belum bisa membaca Al Qur'an, maka mulailah dari sekarang.

"Dan sungguh, telah kami mudahkan Al Qur'an untuk peringatan, maka adakah orang yang mau mengambil pelajaran?" (QS. Al Qamar: 17, 22, 32, dan 40)

Ayat diatas bahkan sampai diulang-ulang hingga empat kali. Itu berarti Allah sudah pasti menggaransi kita semua akan dimudahkan belajar Al Qur'an bila kita sungguh-sungguh mempelajarinya.

Belum bisa membaca Al Qur'an? Lalu untuk apa metode Iqro', Abata, Al Bana, Granada, Qiro'ati, Al Barqy, Ummi, dll diciptakan? FYI, Indonesia adalah negara dimana metode belajar Al Qur'an paling banyak diciptakan di seluruh dunia. Sehingga tidak ada alasan lagi bagi kita untuk tidak bisa membaca Al Qur'an.

"Aisyah ra. berakata, Rasulullah SAW bersabda, 'Orang yang membaca Al Qur'an dan ia mahir membacanya, maka ia bersama para malaikat yang mulia dan berbakti. Sedangkan orang yang membaca Al Qur'an dengan terbata-bata dan merasa kesulitan ketika membacanya, maka baginya dua pahala.' (Muttafaqun 'alaihi. HR. Al Bukhari dan Muslim)"

Belum bisa membaca dengan tartil? Lalu untuk apa elektronik, seperti tv, hp, tape, komputer kita beli? bahkan untuk apa saja teknologi internet kita manfaatkan? Kita bisa mengunduhnya dari internet dan belajar dari Ahmad Saud, Asy Sudais, Syaikh Musyari, Syaikh Al Ghomidi, dll. Sehingga tidak ada alasan lagi bagi kita untuk tidak bisa membaca Al Qur'an dengan tartil.

"Dari Abu Lubabah Basyir bin Abdul Mudzir, sesungguhnya Nabi SAW bersabda 'Barangsiapa yang tidak memperindah suarang (ketika membaca) Al Qur'an, maka ia bukan bagian dari kami' (HR. Abu Daud, dengan sanad yang baik dan dishahihkan oleh Al-Albani)"

Begitu juga sudah banyak sekali Al Qur'an yang dijual beserta terjemahannya, bahkan hingga terjemahan kata per kata, seperti Al Qur'an Robbani. Sedang untuk tafsir juga sudah sangat banyak sekali beredar, baik itu dalam bentuk buku ataupun dalam bentuk digital dan kita bisa mengunduhnya dari internet. Sehingga tidak ada lagi alasan bagi kita untuk tidak pernah membaca arti Al Qur'an atau membaca tafsirnya.

Bilamana semuanya mengerti akan maksud dan kandungan dari peringatan nuzulul qur'an seperti ini, maka insyaAllah potensi diri kita akan melejit dengan sendirinya. Kita akan menjadi pribadi yang unggul! Kita akan menjadi pribadi yang mulia di sisi Nya. Sudah siap? InsyaAllah, wajib! :)

"Bacalah Al Qur'an, karena pada hari kiamat ia akan datang sebagai syafaat untuk para pembacanya" (HR. Muslim)
Read More

Rabu, 24 Juli 2013

Hari Kedua Mengisi Training #FITRA

Edisi sebelumnya disini :D

Hari kedua atau lebih tepatnya tanggal 19 Juli 2013, kami bertiga (Saya, @NursihDwi dan @Masmasagus) melanjutkan kegiatan training di SMKN 13 Malang. Saat itu cuaca di luar sangatlah cerah, seakan menghapus nuansa dingin subuh sebelumnya. Dua orang tiba lebih dulu, dan saya.... dan saya sekali lagi --- terlambat XD | Sebenarnya nggak telat-telat amat sih. Saya dateng pas murid-murid SMK sudah pada kumpul di ruangan dan acara akan segera dimulai. Istilahnya "Injury Time" hehe.. Saya telat gara-gara memang setiap pagi harus nganter someone ke sekolah, so mau g mau ya harus bisa bagi waktu. But, the most important is the plan is running well, ya nggak? :D

Mas Agus on action (MC)

Ada dua materi yang kami bawakan pada hari itu. Pertama adalah 'Menjadi Generasi Unggul' dan yang kedua adalah 'Etika Pergaulan'. Pemateri pertama saya dan pemateri kedua @NursihDwi.

Jujur saja hari itu saya tidak ada persiapan sama sekali. Maksudnya saya memang tidak berlatih seperti kegiatan-kegiatan training sebelumnya. Biasanya sebelum hari-H kami, tim #FITRA, selalu berlatih seminggu atau dua minggu sebelumnya untuk memantapkan materi. Tapi kali itu tidak sama sekali, karena memang seperti yang pernah saya jelaskan sebelumnya acara ini super-duper-lemper dadakan :D. Tapi Alhamdulillah saya bisa tampil pede dan para Taruna-Taruni tampak semangat memperhatikan materi. Mungkin dulu-dulunya sudah pengalaman, jadi hanya tinggal modal pengalaman semuanya jadi lancar... #Alhamdulillah..


Materi kedua, yaitu Etika Pergaulan yang dibawakan oleh @NursihDwi cukup menyita perhatian para Taruna dan Taruni kala itu. Semuanya terfokus pada materi. Mungkin karena materi Etika Pergaulan yang berisi tentang fenomena kaum remaja sekarang seperti merokok, narkoba, pergaulan bebas, minuman keras, hingga aborsi sudah tidak asing lagi di telinga mereka. Atau mungkin juga mereka tertarik oleh pembawaan pemateri kala itu, @NursihDwi. hehehe... ::peace::



Setelah dua materi disampaikan berarti hari itu adalah hari terakhir kami disana dan kami bersiap-siap untuk pamit pulang. Tapi sebelum pulang kami dicegat oleh bapak Hasan (salah satu guru disana). Beliau mengatakan bahwasannya guru-guru dan murid-murid disana cukup puas atas penampilan kami, sehingga beliau meminta kami untuk menambah satu hari. Wow! Pada akhirnya kami menerima tawaran itu :). Saya pribadi bangga mendapat tanggapan positif seperti itu :), tapi juga ngeluh karena harus nulis lagi.. hehehe

See my last part ya!







Read More