Coba kita tanya kepada diri kita masing-masing, "Buku apakah yang paling baik dan paling bagus di muka bumi ini?" Mungkin sebagian besar menjawab 'Al Qur'an'. Ya, kita meyakini Al Qur'an adalah buku terbaik dan terlengkap yang ada di muka bumi ini, tapi pernahkah kita membacanya hingga khatam beserta artinya? Ada yang pernah? catat!
Sekarang kita tanya lagi kepada diri masing-masing, "Pernahkah kita khatam membaca Al Qur'an dalam selang waktu satu minggu (kali ini tanpa arti)". Saya sendiri tersindir dengan pertanyaan ini. Adanya yang pernah kita khatam-kan adalah novel Laskar Pelangi, Harry Potter, dan buku-buku tebal lainnya, dan hebatnya buku yang minimal setebal 300 hingga 500 halaman itu bisa tuntas dalam waktu dua hari satu malam, ya kan? catat!
Mari kita beralih pada pertanyaan lainnya, "Pernahkah kita ditanya orang tentang perihal sudah khatam al qur'an berapa kali?". Ada yang jawabannya satu kali, empat kali, bahkan mungkin sudah puluhan kali. Hebat! Tapi, apakah kita tahu bahwasannya surat Yusuf itu memiliki cerita yang sangat indah? Apakah kita tahu cerita nabi Musa tersebar paling banyak di Al Qur'an dibandingkan nabi-nabi yang lainnya? catat!
Seharusnya peringatan nuzulul qur'an tidak sekedar kumpul, dengarkan ceramah dan kemudian makan-makan, akan tetapi yang lebih diutamakan adalah introspeksi diri sendiri tentang peran kita terhadap Al Qur'an.
Bila kita sudah bisa membacanya maka dilanjutkan dengan membaca artinya.
Bila kita sudah bisa membaca + membaca artinya, maka bisa dilanjutkan dengan mempelajari tafsirannya.
Bila kita sudah bisa membaca + membaca artinya + mempelajari tafsirannya, maka kita bisa mulai untuk mengajarkannya dan kemudian mengamalkan ajaran-ajaran yang terkandung di dalamnya.
Apabila hingga saat ini kita merasa belum bisa membaca Al Qur'an, maka mulailah dari sekarang.
"Dan sungguh, telah kami mudahkan Al Qur'an untuk peringatan, maka adakah orang yang mau mengambil pelajaran?" (QS. Al Qamar: 17, 22, 32, dan 40)
Ayat diatas bahkan sampai diulang-ulang hingga empat kali. Itu berarti Allah sudah pasti menggaransi kita semua akan dimudahkan belajar Al Qur'an bila kita sungguh-sungguh mempelajarinya.
Belum bisa membaca Al Qur'an? Lalu untuk apa metode Iqro', Abata, Al Bana, Granada, Qiro'ati, Al Barqy, Ummi, dll diciptakan? FYI, Indonesia adalah negara dimana metode belajar Al Qur'an paling banyak diciptakan di seluruh dunia. Sehingga tidak ada alasan lagi bagi kita untuk tidak bisa membaca Al Qur'an.
"Aisyah ra. berakata, Rasulullah SAW bersabda, 'Orang yang membaca Al Qur'an dan ia mahir membacanya, maka ia bersama para malaikat yang mulia dan berbakti. Sedangkan orang yang membaca Al Qur'an dengan terbata-bata dan merasa kesulitan ketika membacanya, maka baginya dua pahala.' (Muttafaqun 'alaihi. HR. Al Bukhari dan Muslim)"
Belum bisa membaca dengan tartil? Lalu untuk apa elektronik, seperti tv, hp, tape, komputer kita beli? bahkan untuk apa saja teknologi internet kita manfaatkan? Kita bisa mengunduhnya dari internet dan belajar dari Ahmad Saud, Asy Sudais, Syaikh Musyari, Syaikh Al Ghomidi, dll. Sehingga tidak ada alasan lagi bagi kita untuk tidak bisa membaca Al Qur'an dengan tartil.
"Dari Abu Lubabah Basyir bin Abdul Mudzir, sesungguhnya Nabi SAW bersabda 'Barangsiapa yang tidak memperindah suarang (ketika membaca) Al Qur'an, maka ia bukan bagian dari kami' (HR. Abu Daud, dengan sanad yang baik dan dishahihkan oleh Al-Albani)"
Bilamana semuanya mengerti akan maksud dan kandungan dari peringatan nuzulul qur'an seperti ini, maka insyaAllah potensi diri kita akan melejit dengan sendirinya. Kita akan menjadi pribadi yang unggul! Kita akan menjadi pribadi yang mulia di sisi Nya. Sudah siap? InsyaAllah, wajib! :)
"Bacalah Al Qur'an, karena pada hari kiamat ia akan datang sebagai syafaat untuk para pembacanya" (HR. Muslim)
0 komentar:
Posting Komentar