Terkadang memang agak kesal dengan yang namanya kehidupan sosial. Serasa semua tidak adil dihadapan kita. Tak semua seperti yang diinginkan. Selalu ada pro dan kontra, setuju dan tidak setuju, suka dan tidak suka.
Mungkin pribadi yang suka rapih, suka bersih kemudian dipertemukan dengan orang yang belum terbiasa hidup rapih dan bersih akan merasa jengkel setiap saat. Bagi orang yang terbisa rapih tiba-tiba melihat sesuatu yang tidak berada pada tempatnya akan secara reflek merapihkannya. Berbeda dengan yang tidak terbiasa, kadang mereka terihlat cuek dan itu dianggap hal yang sepele. Satu-dua kali mungkin tak mengapa bagi yang terbiasa rapih, tapi bila hal itu terus-terusan terjadi maka ini bisa menjadi masalah yang serius. Jadi ingat pepatah "sedikit demi sedikit lama-lama menjadi bukit". Pepatah ini tidak hanya berlaku pada saat nabung uang saja, tapi juga berlaku saat menabung amarah.
Bagi yang mengerti akan perbedaan karakter seseorang mungkin kejadian tersebut bisa dijadikan pelajaran. Tidak semua bisa diaatasi dengan amarah. Pasti ada jalan keluar yang lebih mudah, lebih enjoy dan lebih nyaman. Salah satunya dengan saling bertukar pikiran. Apa yang ia suka dan apa yang tidak disuka perlu masing-masing pribadi ketahui.
Beri waktu untuk saling bertukar pikiran. Ajak secara tatap muka. Utarakan apa yang akan dibahas, dan buat perjanjian bahwa masing-masing harus mengutarakan apa saja yang ada didalam pikiran. Setelah perjanjian sudah ditepati barulah kita utarakan maksud kita, apa yang sudah menjadi kebiasan kita dan utarakan juga bahwa kita tidak suka apabila kebiasaan kita diganggu. Setelah semua tuntas barulah berikan waktu juga bagi lawan bicara kita untuk mengutarakan apa yang ada dibenaknya. Karena di awal sudah ada perjanjian semua akan saling menghargai satu sama lain, insyaAllah perbedaan yang selama ini dipendam akan hilang.
0 komentar:
Posting Komentar