Rabu, 01 Mei 2013

Muridku yang Ekstentrik

Siang tadi bertepatan dengan jadwal gue ngajar di salah satu tempat di kota Malang. Ternyata siang tadi bukan benar2 siang yang identik dengan panas, akan tetapi hujan membadai. Setelah beberapa hari kota Malang tidak diguyur hujan akhirnya siang tadi turun hujan juga. Deres lagi.. untungnya gue bawa jas hujan :)

Sembari menunggu hujan dan anak2 didik yang lain, salah seorang murid gue yang udah dateng duluan gue ajak bercengkrama. Anak itu bernama Alan

Empat dari enam murid gue, ki: Naya, Alan, Fida, Usamah

"Alan kalo pagi sarapan apa?" tanya gue iseng
"Makan steak" jawab dia datar
"Alan sarapan apa kalo pagi?" tanya gue nggak percaya
"Makan steak" jawaban itu keluar lagi dari mulutnya

Set dah, nih anak ngajak serius atau berantem? masa' pagi2 dia makan steak? Pagi aja udah makan steak gimana siang? gimana malam? gue tambah keheranan

"Heh, yang bener dong!" gue tetep nggak percaya
"Iya kak, aku klo sarapan itu kayak australi-australi gitu, sarapannya steak daging pake wortel sama susu" jawabnya dengan semangat seakan-akan dia mulai menyihir gue biar gue percaya sama jawabannya. Tapi akhirnya gue percaya2 aja sih.. << *edisi menyerah pasrah

Gue menyerah bukan karena tanpa alasan, tapi lebih karena gue udah melihat realita kehidupan si-Alan ini. Ente kalo liat rumahnya aja dijamin ngiler, ngeces, ngepel, ngelap, dll. Rumahnya gueeeeedee banget.

siAlan ini lahirnya aja di Australia, bahkan sampe' TK disana (katanya). Pertamannya sih gue nggak percaya. Tapi temen2nya bilang klo itu beneran, akhirnya gue nyerah juga untuk percaya berita itu. Bapaknya yang memang rektor sekaligus pemilik di Universitas Swasta membuatnya menjadi hidup bak raja. Apa-apa pasti dituruti, murah ataupun mahal kebeli. wiiihh.... ngileeerr..

"Lah? Klo pagi makan steak terus?" tanya gue lagi
"Enggak sih,,, steak itu kesukaanku kak, kadang kalo nggak sarapan steak ya pizza atau sandwich" jawab dia dengan tampang polos bin sombong

Gue batin "Wiihh,, ini sarapan apa ngemil, makanannya khas barat semua"

"Terus klo siang makan apa?"
"Kalo siang biasanya makan ayam bakar + sayur2"

Glek.. siang ayam bakar.. hadeeehhh.. tambah ngiler euy

"Klo malem?" tanya gue tambah penasaran
"Klo malem biasanya ayam bakar utuh yang pinggirannya ada sayur2 lalapnya"
"Tapi kadang juga pesen 100 tusuk sate" tambah dia sambil senyum2 licik

Whattt?? 100 tusuk sate?

"Eit, eit, eit, 100 tusuk? buat sapa aja tuh" gue tambah penasaran
"Kan dirumah orangnya ada tujuh, Kak. Ditambah lagi 2 orang pembantu"
"Waahh, klo itu sih kakak juga mau. Sekali-kali bawain kesini dong" goda gue ke siAlan
"Heheheheh" ketewa dia nggak jelas dengan maksud "nggak bakalan tak bawain, Kak" Aseeeemm

Ya begitulah salah satu murid gue yang eksentrik. Dia kaya tapi tampak biasa aja. Polos seperti anak seumurannya. Tidak tampak ia berkata bohong ke gue. Makannya gue langsung percaya.

Oh ya, pada akhirnya dua murid lainnya datang sambil memakai payung berduaan. Kita tidak langsung belajar, tapi kita semua lanjutkan dengan memakan siomay. Sebelumnya gue berjanji ke siAlan klo anak2 datang semuanya gue traktir siomay. Akhirnya kita berempat makan siomay bareng2 sambil diiringi suara hujan yang masih terus berlangsung.

Dua murid yang datang, Fida dan Naya


At least, masih ada ke-eksentrikan siAlan ini. Dia yang sering pergi jalan2 ke luar negeri semacam Australia dan Singapura, tiba-tiba sebelum pulang pamit menghampiri gue. Oh ya, sebelumnya dia bilang ke gue kalo jam 3 akan dijemput pembantunya dengan alasan ada kerja kelompok di rumahnya. Saat pembantunya datang, dia minta pamit ke gue.

siAlan, murid yang eksentrik


"Kak, udah dijemput nih, pulang dulu ya"
"Oke!"

siAlan mulai pergi melangkah ke luar, namun beberapa detik kemudian dia balik lagi. Gue keheranan. Ada apa gerangan? apa ada yang ketinggalan? Gue liat nggak ada yang ketinggalan. Sampai akhirnya dia sudah berada di depan gue, lalu dia ngomong;

 "Oh ya Kak, mulai besok aku izin nggak masuk ya?" pintanya
"Kenapa, Alan?" tanya gue selidik
"Besok sampai dua minggu kedepan, aku mau ke KOREA" jawabnya dengan polos
"ooh, iya-iya,, hati-hati di jalan" gue jawab sekaligus mendoakan sekaligus nelen ludah #Glek. #Glek!

Nih anak benar2 eksentrik.

0 komentar:

Posting Komentar