Minggu, 22 Desember 2013

Ada Apa dengan Hari Ibu?


Pada tanggal 22 Desember disetiap tahunnya biasanya ada suatu momen yang hampir seluruh rakyat Indonesia merayakannya, yaitu peringatan hari ibu. Namun, pernahkah kita mencoba mencari tahu asal muasal hari ibu?

Sebenarnya peringatan hari ibu diseluruh dunia tidak berbarengan perayaannya. Di Eropa dan Timur Tengah hari ibu diperingati setiap Maret. Sedangkan di AS, Australia, Kanada, Belanda, Belanda, Malaysia, dan Hongkong, hari ibu diperingati setiap hari Minggu kedua bulan Mei. Di Indonesia sendiri, peringatan hari ibu dirayakan setiap tanggal 22 Desember. Berikut ini lebih detail daftar tanggal perayaan-perayaan Hari Ibu atau Mother's Day diseluruh dunia >> Source

Ada beberapa perbedaan asal muasal dari hari ibu.

Yang pertama di negara para dewa, Yunani. Sejarah hari ibu dikenal sebagai perayaan musim bunga sebagai bentuk tanda penghormatan terhadap Dewi Rhea, Istri Dewa Kronus.


Sedangkan di Inggris dimulai tahun 1600 yang saat itu mayoritas rakyat inggris adalah fakir dan miskin. Para wanita banyak yang bekerja sebagai ibu rumah tangga dan sanggup bekerja jauh dan meninggalkan keluarganya karena percaya bahwa Jesus akan memberikan kekayaan dan kesenangan. Kemudian setiap menjelang hari Minggu keempat, mereka diliburkan oleh para majikannya kemudian pulang kampung untuk bertemu ibu mereka. Lalu setiap ibu mereka akan dihadiahi 'Mothering Cake' atau kue hari ibu untuk mereka rayakan. Lambat laun perayaan ini mendapat sambutan di seluruh dunia, hingga perayaan ini menjadi penghoramatan kepada Mother Cruch. Siapa Mother Cruch? Mother Cruch adalah penguasa spriritual yang agung yang dianggap mampu memberi manusia penghidupan dan memelihara mereka dari keterpurukan. Sejak saat itu perayaan 'Mothering Sunday' atau hari ibu telah bercampur dengan upacara keagamaan gereja.


Bagaimana dengan AS? Awal mula hari ibu di negara itu bermula pada tanggal 1870 ketika seorang ibu yang juga seorang aktivis sosial, Julia Ward Howe, mencanangkan pentingnya perempuan bersatu menghentikan perang saudara di Amerika yang saat itu belum berserikat. Saat itu ia menulis puisi "The Battle Hymn of The Republic". Sejak saat itu puisi tersebut dijadikan lagu patriotik yang cukup populer di kalangan warga Amerika. Tahukah Anda bahwasannya didalam bait-bait tersebut terdapat ungkapan 'Hallelujah'?


Sedangkan di Indonesia sendiri, sejarah hari ibu diawali dari sebuah kongres perempuan yang dikenal Kongres Wanita Indonesia (Kowani) pada tanggal 22-25 Desember 1928. Kongres tersebut membahas tentang penyatuan pikiran dan semangat berjuang menuju kemerdekaan dan juga upaya perbaikan nasib kaum buruh perempuan. Sepuluh tahun kemudian, Kongres Perempuan Indonesia III menetapkan tanggal 22 Desember sebagai perayaan hari ibu. Hingga pada akhirnya Presiden Soekarno pada tahun 1959 mengeluarkan Dekrit Presiden No. 316 yang menyatakan bahwa tanggal 22 Desember adalah hari ibu dan dimasukkan kedalam kalender nasional hingga saat ini. Misinya untuk mengenang semangat dan perjuangan para perempuan dalam upaya perbaikan kualitas bangsa Indonesia.


________________________________________________________________________________
Lantas bagaimana pandangan Hari Ibu dalam ISLAM

Islam, tanpa mengenal hari tertentu, mewajibkan setiap anak selalu mengistimewakan seorang Ibu. Mungkin kita tidak pernah menyadari, begitu banyak yang telah dilakukan seorang Ibu. Ibu mengandung kita selama 9 bulan 10 hari, berjuang melawan rasa sakit ketika melahirkan, mengesampingkan waktu istirahatnya untuk menyusui, juga merawat ketika kita sehat apalagi saat sakit, dan banyak lagi hal lainnya yang mustahil dapat kita hitung dan kita balas seluruh pengorbanannya.

“Seandainya kita diberi kemampuan membayar setiap tetes ASI, tidak akan ada seorang pun yang dapat melunasi jasa Ibu seumur hidup kita”, Sabda Rasulullah SAW.

Untuk itu, Islam begitu mengistimewakan seorang Ibu, seperti yang banyak kita temui di dalam Al Qur'an, hadits, dan kisah-kisah teladan.

Allah SWT berfirman, “Dan Tuhanmu telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah kamu berbuat baik kepada ibu-bapakmu dengan sebaik-baiknya. Jika salah seorang di antara keduanya atau kedua-duanya sampai berumur lanjut dalam pemeliharaanmu, maka sekali-kali janganlah kamu mengatakan kepada keduanya perkataan ‘ah’ dan janganlah kamu membentak mereka, dan ucapkanlah kepada mereka perkataan yang mulia. Dan rendahkanlah dirimu terhadap mereka berdua dengan penuh kesayangan dan ucapkanlah, ‘Wahai Tuhanku, kasihilah mereka keduanya, sebagaimana mereka berdua telah mendidik aku waktu kecil’,” (Q.S Al-Isrã’ [17]: 23-24).


Menurut fatwa ulama Syaikh Muhammad bin Sholih Al-Utsaimin Rahimahullah "Sesungguhnya setiap hari raya yang menyelisihi hari raya syar’i adalah bid’ah semuanya, tidak dikenal dimasa salafus sholih. Bahkan bisa jadi, hari raya itu berasal dari non muslim yang di dalamnya terdapat kebid’ahan dan tasyabuh (menyerupai) musuh-musuh Allah SWT."

Hari raya syar’I yang dikenal umat Islam adalah; Idul Fithri, Adul Adhah dan Ied dalam sepekan yaitu hari Jum’at. Di dalam Islam tidak ada hari raya kecuali hanya tiga, semua perayaan yang ada selain yang tiga ini adalah tertolak dan bathil menurut syari’at Allah SWT berdasarkan sabda Rasulullah SAW: ”Barangsiapa yang mengadakan perkara-perkara yang baru dalam urusanku ini (Islam) yang tidak bersumber darinya, maka amalan tersebut akan tertolak”.



Bila hal itu dijelaskan, maka perayaan hari ibu sebenarnya tidak diperbolehkan. Tidak boleh mengadakan simbol-simbol perayaan seperti mengagungkan, kegembiraan, kebahagiaan, penyerahan hadiah dan lain sebagainya. Seorang muslim wajib memuliakan agamanya dan bangga dengannya dan hendaknya membatasi diri dengan ketentuan Allah SWT dan Rasul-Nya dalam agama yang lurus yang telah diridloi Allah Ta’ala untuk hamba-Nya, tidak ditambah maupun dikurangi.

Seorang muslim seharusnya tidak ikut-ikutan, Tetapi haruslah membentuk kepribadiannya sesuai dengan ketentuan syari’at Allah Azza wa Jalla, sehingga menjadi ikutan, bukan sekedar menjadi pengikut, menjadi contoh bukan yang mencontoh. Karena syari’at Allah adalah sempurna dilihat dari sisi manapun, sebagimana firman Allah:

“Pada hari ini telah Ku sempurnakan untuk kamu agamamu, dan telah Ku-cukupkan kepadamu nikmat-Ku dan telah Ku-ridloi Islam itu menjadi agama bagimu” (QS. Al-Maidah: 3).
Read More

Minggu, 15 Desember 2013

SPENDEE! App Pengatur Keuangan Pribadi Saya

Finally, I got this app! SPENDEE!
(download disini *khusus android)


Salah satu kebiasaan yang saya suka adalah mencatat arus keuangan. Darimana masuknya dan kemana keluarnya. Disamping itu juga setiap awal bulan saya mencatat pengeluaran yang pasti keluar dalam sebulan. Misal seperti uang asrama, bensin, makan, bengkel, dan shadaqah.

Kesukaan ini dimulai saat memasuki kelas 3 SMA, tepatnya akhir-akhir semester genap. Saya waktu itu terpaksa harus membuat buku keuangan sendiri karena memang jatah bulanan saya sangat-sangat mepet. Buku anggaran itu saya bagi beberapa kolom dan pada baris-barisnya sudah ada anggaran dalam satu hari.
Masa-masa susah kuliah dulu, sehari cuma 4000 :(

Semasa awal kuliah, aktivitas ini masih terus berlangsung. Karena memang kiriman saya benar-benar terbatas. Klo nggak salah cuma 250.000-300.000/bulan. Klo inget masa-masa tersebut bikin hati ini sedih sekaligus bangga. Banyak usaha yang mesti saya dalam menghemat pengeluaran. Mulai dari sering puasa, makan sehari sekali, minjam laptop teman untuk mengetik, numpang nge-print di rumah tante, dll.
Waktu SMA uang jajan 100.000/bulan

Waktu pun semakin berlalu, hari demi hari, bulan demi bulan, dan tahun demi tahun kehidupan saya dan keluarga saya sudah semakin membaik. Saya, #Alhamdulillah sudah punya penghasilan sendiri. Bisa bayar asrama, spp kuliah, beli ini itu mulai dari buku, pakaian, makan, hingga smartphone menggunakan uang sendiri :')

Meski begitu, bukan berarti saya tidak ketat dalam pengeluaran. Sekali lagi saya katakan 'Saya benar-benar ketat dalam pengeluaran.' Mungkin hal ini karena saya sudah terbiasa dari dulu, sehingga saat ini pun masih terus membiasakan kebiasaan positif ini :')

Tidak lagi menulis di buku, biasanya saya tulis di kalender. Memang butuh perjuangan dan kedisiplinan dalam menulis anggaran keluar masuk uang di buku. Oleh karenanya saya langsung menulis di kalender dengan 'kode-kode' khusus. Menurut saya lebih praktis dan efisien :)

Namun sepertinya saat ini saya akan benar-benar akan meninggalkan kebiasaan saya menulis anggaran di buku dan kalender. Mengapa? Hal ini disebabkan oleh "Spendee". Kemajuan teknologi malah menyebabkan semua menjadi praktis. Tidak perlu lagi menulis di buku atau mencorat-coret kalender yang butuh space saat membawanya. Dengan Spedee hanya butuh klik semua langsung tercatat, mulai dari pengeluaran jajan, transportasi, cicilan (mahasiswa nyicil apa ya?? XD ), uang makan, dll.Kita juga bisa tahu langsung statistik pengeluaran kita dari hari ke hari, bulan ke bulan hingga tahun ke tahun. Gimana seru kan? Coba deh :)



Read More

Senin, 09 Desember 2013

Kegeraman si Fili

Pagi ini kopi susunya terasa hambar. Entahlah, apa mungkin kurang gula ataukah lidahnya yang sedang error. Padahal biasanya dia menyeduh kopi dari bungkus sachet-an, yang dijual di toko-toko dengan harga 2000 per tiga bungkus. Harusnya kopi susu sachet-an tersebut sudah manis atau setidaknya manisnya ‘pas’. Tetapi apa daya, kopi sachet telah menjadi kopi cair, mau tidak mau harus diminum meski hambar...
“Slurrp..!”

Fili           : “Uh! Hari ini siapa yang seharusnya piket?”
                 “Perasaan aku terus yang piket?” dia menggerutu sambil terus mencari-cari dimana letak sapu berada.

Brrmm.. brrmm.. der.. der.. der.. ciit!
Gundu datang. Dia baru saja pulang kuliah. Seketika itu dia langsung masuk ke rumah dan melihat Fili sedang menyapu sendirian. Dilihatnya si Fili sekilas, kemudian dia langsung menuju Kamarnya yang terletak di lantai dua.
Fili           : “Ah! Bila terus seperti ini aku yang rugi!”
                  “Masa’ sudah tiga minggu ini aku selalu piket sendirian? Tega sekali mereka!”
                  “Apa mereka tidak peka? Ataukah jangan-jangan mereka ‘sengaja’ lupa bila kita hari ini kebagian jatah piket?”
                  “Lihat saja si Gundu, apakah setelah ini dia akan ikut membantuku ataukah tidak?”
                  “Mudah-mudahan dia peka setelah tadi sempat melirikku sedang piket.”

Lima menit berlalu. Si Fili masih tetap sendiri menyapu lantai atas, tangga, dan sekarang sudah mencapai lantai satu. Dia tetap menggerutu karena tidak ada yang membantu. Pantang baginya meminta bantuan ataupun menyuruh orang lain atau bahkan teman satu jadwalnya selama dia merasa mampu mengerjakan sendiri. Apalagi teman-teman yang berada satu atap dengannya sudah berstatus mahasiswa semua, yang notabene ‘dianggap’ mampu menjadi ‘Agent of Change’. But, reality doesn’t look expectation.

Yang dia gerutukan disini ialah ketidakdisiplinan dan ketiadaan tanggungjawab dari masing-masing individu. Dia pikir, bukankah diawal sudah dibuat perjanjian bilamana semua aturan dibuat untuk kemaslahatan berasama. Satu saja yang melanggar maka akan merusak tatanan kehidupan dalam satu atap, termasuk urusan kebersihan. Buktinya, saat ini si Fili merasa tersakiti dikarenakan ke-acuhan teman-teman satu timnya yang terdiri dari atas tiga orang tersebut.

Si Fili telah selesai menyapu sekaligus mengepel lantai 2 hingga lantai 1. Kini ia melanjutkan kewajibannya membersihkan dapur. Dia tampak menikmati kewajibannya saat mencuci piring-piring dan gelas-gelas yang tidak dibersihkan oleh teman-temannya setelah digunakan, meski dalam hatinya ia masih terus menggerutu.

Tak lama berselang, atau lebih tepatnya disaat si Fili melakukan finishing, salah seorang rekannya datang, yaitu si Kama. Kama yang saat itu sedang menuju dapur langsung tertegun. Dia terdiam saat matanya bertatapan langsung dengan mata si Fili. Namun Fili yang saat itu matanya bertatapan juga dengan Kama langsung memalingkan wajahnya ke arah yang lain seakan-akan tadi tidak sengaja menatap si Kama. Sebenarnya bukan tidak sengaja melihat kemudian memalingkan wajah, akan tetapi maksud si Fili untuk menunjukkan bahwasannya ia tidak suka dengan sikap si Kama.

Hati si Kama merasa malu tidak membantu si Fili, karena memang hari itu si Kama adalah teman satu tim piket si Fili. Oleh karenanya ia langsung berinisiatif membantu si Fili. Dia mengambil tong-tong sampah yang telah terisi penuh, terhitung ada tiga tong sampah di rumah itu, untuk dipindahkannya ke tong sampah depan rumah.

Melihat ada gelagak itu si Fili tetap tidak senang. Meski ‘sedikit’ membantu akan tetapi sikap si Kama di mata si Fili tidak berbekas sedikit pun, seakan-akan apa yang ia perankan tadi hanyalah menjadi polisi-polisi di film-film india.

Fili sebenarnya mengharapkan semuanya hadir dan saling tolong menolong satu sama lain dalam hal kebersihan. Bukan malah tidak hadir layaknya si Gundu dan bukan pula seperti si Kama yang hadir di saat-saat akhir.

Fili pun geram bila ia mendapati teman dalam satu timnya bekerja dengan sesuka hati. Maksudnya, ia geram ketika melihat temannya ‘hanya’ piket menyapu lantai dua. Ya! ‘Hanya’. Padahal jatah yang harus dibersihkan lebih dari itu, seperti menyapu lantai 1 dan 2, mengepel 1 & 2, membersihkan dapur, mencuci piring, merapihkan sandal dan sepatu. Bilamana masing-masing egois hanya melaksanakan satu tugas, maka tugas yang lain siapa yang harus menunaikan? Makannya ia sangat geram sendiri bila ada temannya yang berucap “Aku sudah piket ini!”, “Aku sudah piket itu!”. Ia muak! Menurutnya ini bukan pekerjaan individu, ini pekerjaan tim! Semua harus saling tolong menolong. Bila satu pekerjaan selesai, maka kerjakan pekerjaan yang lain. Inilah yang diaharapkan si Fili. Fili tak ingin disebut pengkhianat, meski ia sendiri kadang dikhianati teman-temannya.


Read More

Minggu, 08 Desember 2013

Maukah Kau Ku Antar ke Sekolah?

Pagi itu, di sisi jalan sudut kota seorang pria memberhentikan sepeda motornya.
Pria : "Mau ke sekolah, mbak?" tanya pria itu sambil tersenyum.
Wanita : "eh, saya?" tanya balik wanita itu sambil menampakkan wajah keheranan.
Pria : "Iya, mbak." jawab pria itu sambil masih tetap tersenyum.
"Mbak mau ke sekolah?"
Wanita : "Eh?" "I.. i.. iya." jawab wanita dengan terbata-bata karena masih keheranan.
Pria : "Mau bareng saya?" tawar pria itu.
Wanita : "Eh? Anda memangnya siapa?" wanita mulai menunjukkan keberaniannya.
Pria : "Hmm,, nanti saya ceritakan di perjalanan." pria itu menjawab dengan ringan.
Wanita : "Wah, maaf saya tidak kenal Anda."
Pria : "Mbak lagi nunggu angkot datang kan?"
Wanita : "Iya." jawab singkat.
Pria : "Mbak sekolahnya dimana?"
Wanita : "Saya di SMA bla bla bla." jawab wanita itu dengan memalingkan wajah cuek.
Pria : "Hmm.. kebetulan itu searah sama jalan pulang saya"
"Mbak mau bareng?" tawar pria itu.
"Saya kira akan lebih cepat daripada harus menunggu angkot datang."
Wanita : "Maaf, menurut saya tidak" tolaknya dengan tegas.
"Lebih baik saya menunggu angkot saja, Mas"
Pria : "Baiklah klo begitu."
"Saya sebenarnya setiap pagi melewati jalan ini." pria itu mulai bercerita
"Saya mengantarkan adik saya pergi ke sekolahnya di SD bla bla bla."
"Setiap kali saya melewati jalan ini, saya selalu mendapati mbak sedang berdiri disini."
"Pikir saya, kenapa tidak saya tawari saja tumpangan kepada mbak."
"Dengan begitu mbak nanti bisa tiba di sekolah lebih cepat."
"Bagaimana? Apakah mbak mau bareng dengan saya?" tawarnya lagi.
"Mbak boleh memegang KTP saya sebagai jaminan hingga tiba disekolah nanti."
Wanita : "Mas serius mau anterin saya?" katanya sedikit takut.
Pria : "Ya! Mumpung satu arah dengan saya." jawab pria itu meyakinkan
Wanita : "Nanti saya jangan diapa-apakan ya di jalan!" tawar wanita itu
Pria : "Ya, saya janji!" jawab ia dengan pasti.
"Baiklah, cepatlah naik, matahari sudah mulai meninggi."
Wanita : "Ya mas, terima kasih."
"Nanti habis jembatan belok kanan ya!" kata wanita itu sambil tersenyum.

*Ups! Mohon maaf kali ini postingannya agak sedikit keluar jalur. Tulisan diatas berdasarkan pengalaman pribadi saya. Maksud saya, yang benar-benar pengalaman saya itu adalah saya memang mendapati seorang wanita remaja setiap pagi di sudut yang sama. Dia sedang menunggu angkutan umum. Dia seorang gadis yang cantik. Inilah yang nyata. Sedangkan percakapan diatas hanyalah hasil imajinasi saya. Dan imajinasi itu hanya akan tercipta apabila saya jauh dari ajaran agama. Maksudnya, saya adalah seorang muslim dan saya harus bisa menjaga hubungan antara lain jenis. Percakapan diatas tidak akan pernah terjadi (mudah-mudahan). Cukup bagi saya melihatnya setiap pagi dan memujanya dalam hati. :')
Read More

Rabu, 04 Desember 2013

Terima Kasih Ayah - Opick feat Adiba [Video + Lirik]

Terima Kasih Ayah - Opick feat Adiba


Waktu begitu cepat berlalu 
Mengiring langkah dalam cerita 
Terbayang wajahmu dalam hatiku 
Kau adalah kisah yang terindah 

Tajamnya matamu tenangkan hati 
Luka hidupmu kau bawa sembunyi 
Hangatnya sentuhmu yang penuh cinta 
Kau adalah bintang dalam hatiku 

Dalam lelahmu masih kau tersenyum 
Dalam duka kau belai aku 
Dalam sempitmu ajarkanku tegar 
Allah slalu bersamamu 
Oh Allah slalu bersamamu 
Ayah .. ayah terima kasih 
Kau beri aku cinta 
Ayah.. ayah terima kasih 
Ajarkan aku hidup 

Waktu begitu cepat berlalu 
Seiring langkah dalam cerita 
Terbayang wajahmu dalam hatiku 
Kau adalah kisah yang terindah

Dalam lelahmu masih kau tersenyum 
Dalam duka kau belai aku 
Dalam sempitmu ajarkanku tegar 
Allah slalu bersamamu 
Oh Allah slalu bersamamu 
Oh Alloh slalu bersamamu 
Read More