Terkadang saya menertawakan diri saya sendiri. Sering kali saya merasa orang yang paling tahu segalanya, paling tahu apapun yang ada di dunia, hanya gara-gara saya adalah orang perkotaan. Baru bisa komputer hanya sekilas bisa 2NG1M, (Ngenet, Ngetik, Mbaca) sok merasa orang yang paling canggih di dunia ini.
Cuma tahu Beasiswa banyak bertebaran di dunia ini, namun tidak pernah sekalipun dapat, #tragis, dan itu merasa orang yang paling tahu segalanya di bumi ini. Baru punya hape merk samsul, merasa orang yang paling berselera tinggi. Baru punya sepeda motor, merasa orang yang paling beken di dunia ini. Omaigat.. Omaigat..
Terakhir, dan yang baru saja terjadi adalah merasa orang yang paling kaya di dunia ini, hanya gara2 pernah beberapa kali singgah di Hotel.. Omaigat.. Omaigat..
Kejadiannya kemarin, disaat saya singgah di Hotel bersama salah seorang keluarga saya yang kebetulan datang di tempat perantauan saya. Dengan gaya lenggak-lenggok bak orang papan atas di negeri ini saya langsung menuju kamar yang dituju, 305.
Anehnya, kok bisa ya tiba-tiba dalam diri ini sering kali muncul perasaan taajub atau membagakan diri sendiri. Padahal nih loh ya.. padahal, yang bayar hotel itu bukan saya, tapi kok ketika berjalan di depan pintu hall utama hotel itu kok ada perasaan harus menjadi orang yang harus dihormati. ck ck ck.. Setan itu, setan!
Tibalah saya di kamar 305 tersebut. Setelah cakap-cakap beberapa menit dan makan siang (padahal udah sore), saya minta izin mau shalat ashar dulu. Saat masuk di kamar mandi tersebut, saya dibuat kalang kabut oleh KRAN kamar mandi. Saya yang merasa orang yang paling tahu di dunia ini mulai memutar-mutar itu kran. Tapi anehnya airnya kok ga' keluar2.. -__-" | Semua daya upaya saya kerahkan hingga bercucuran keringat dan hasilnya..... sama saja, airnya ga' mau keluar -__-".
Well, akhirnya saya harus mengakui om saya yang mengajarkan saya cara membuka kran yang benar. Dan tentu saja airnya keluar.. Oh noooo.. ada perasaan malu dan berdosa. Saya yang 'merasa' orang perkotaan ternyata belum ada apa-apanya, dan itu hanya dibuktikan dengan kran saja. Bener2 dah, ngerasa harus banyak instrokpeksi diri. Tak pantas membanggakan diri sendiri, meski itu hanya ada di dalam hati dan tak ada orang lain yang tahu atau menyadarinya.
Pelajaran: Sering kali ketika kita melakukan sesuatu secara tak sadar ternyata kita telah melakukan sifat ujub. Maksudnya ada perkataan halus di dalam hati yang membisikkan "Ini lho saya!". Bener lho! ga' bakalan sadar kecuali orang yang sadar dan peka. Ayo.. ayo.. kita harus instrokpeksi diri, barangkali ketika kalian membaca ini secara tak sadar kalian sedang diuji juga dengan sifat ta'ajub ; "Dih, orang ini ternyata katrok"; "Alaaahh,, orang ini ternyata tak lebih baik dari saya"; "Ahh, tulisan ini ga' guna".
Well, saya ingin mengutip sebuah hadits yang mengatakan seperti ini:
"Sesungguhnya Allah tidak melihat kepada rupa dan harta kalian, tetapi Allah melihat kepada hati dan amal kalian (HR Muslim)"