Rabu, 27 Agustus 2014

Jangan Remehkan Struktur Kelas!

Pernahkah kalian memikirkan untuk apa sih dulu kita rajin membuat struktur organisasi? Kenapa setiap ganti semester atau ganti tahun ajaran baru di hari pertama pasti kita membuat sebuah struktur. Entah itu struktur kelas ataukah struktur organisasi intra ataupun ekstra.

Dulunya saya berpikir, “Buat apa sih bikin bikin kayak gini? Toh nggak ngaruh cuma jadi pajangan aja.” Beneran lho! Jangan salah, saya paling males ngebuat yang kayak beginian. Rasanya, Cuma ngabisin waktu. Saya malah mikir, “Alaaaaahh.. asal tunjuk aja terus tulis, beres!”. Sesimpel itu loh!

Kali ini pola pikir itu semacam menghantam balik pada diri saya. Seakan-akan saya kena karma karena sempat meremehkan masalah membuat struktur.

Kali ini saya diminta untuk me-maintenance struktur perusahaan tempat saya bernaung. Jangan kalian bayangkan struktur yang saya pegang hanya segede upil yang sering saya acuhkan. Yang saya (dan tim) garap adalah struktur yang panjangnya sepanjang Anyer-Panarukan (Pernah ngukur? Sama saya juga belum, hehe). Yang biasanya saya buat struktur cuma 1 menit selesai, kali ini satu minggu tidak cukup. Yang biasanya membuat struktur yang berlaku paling lama 1 semester, saya membuat struktur tahun ini, prediksi setengah tahun kedepan, dan struktur setahun kedepan.  Super!!

Ini contoh screenshoot-nya (jangan lupa, panjangnya dikalikan 10)


 Haha, bisa bacanya? Itu sudah saya zoom-out hingga tidak bisa diperkecil lagi... haha

 Dan yang kotak-kotak itu isinya nama orang, jabatan, pendidikan, tanggal mulai kerja. Jumlahnya hingga hampir 3000 orang. Luar biasa! Haha.. keder keder dah! Kami pernah mengerjakannya pada hari sabtu & minggu, dari pagi sampai malam, dan belum selesai,,, hebat!!! Haha

Ya, sekarang buat temen-temen yang masih sekolah ataupun masih rajin ikut organisasi, jangan kalian remehkan urusan membuat struktur. Bisa-bisa kalian seperti saya. Bingung tak terkendali. Rajin-rajinlah berlatih membuat struktur. Kalo perlu buatlah perencanaan struktur kelas kalian hingga lulus.. itu klo perlu.. hehehe

Oke deh, saya mau bobo dulu.. bye!


Read More

Selasa, 26 Agustus 2014

Aku Bahagia!


Hari-hari kuhabiskan waktu hanya di kantor saja. Tak ada yang berubah hingga sekarang. Berangkat jam 7 (masuk jam 8) dan pulang diatas jam 8 atau 9 malam. Dan entah mengapa yang saya rasakan sekarang adalah saya betah untuk berlama-lama di kantor.

Oke, tak bisa dipungkiri lagi, meski kadang saya suka mengeluh karena sering pulang malam. Tapi dalam hati yang terdalam ternyata saya bahagia disini. Padahal pekerjaan saya disini menghitung dan mengalkulasi data setiap harinya yang jumlahnya mencapai puluhan ribu data. 

Mungkin jika kalian bayangkan itu adalah pekerjaan yang berat. Iya sih, awalnya saya katakan berat. Namun setelah belajar setahap demi setahap, saya merasakan pekerjaan itu mudah, meski membutuhkan waktu berjam-jam di depan komputer. Well, saya sekarang mulai percaya bahwa tak ada pekerjaan yang berat. Berat hanya terjadi bila kita belum pernah mencobanya atau tak tahu tekniknya. Serius deh!

Saya bahagia? Atau bisa jadi ini hanya efek sementara karena  terlalu sering berada di kantor? Bertemu dengan orang-orang baru. Karakter yang berbeda-beda. Umur yang berbeda. Tua muda berpadu. Hal yang belum pernah saya dapatkan sebelumnya.

Tak pernah sekalipun sebelumnya saya pernah berkolaborasi atau berada satu tim dengan para senior yang umurnya terlampau 15-20 tahun dalam menuntaskan pekerjaan besar. Di kampus dulu pun saya (jujur) jarang aktif dengan para dosen. Malas. Saya lebih suka aktif di luar kampus. Andai kalian tanya kepada para dosen almamater saya mungkin tak ada yang kenal saya, bahkan (mungkin) dosen pembimbing saya juga sudah lupa. Hehe.

Disini, saya banyak sekali belajar memahami karakter masing-masing orang. Ada yang periang, ada yang pendiam, ada yang suka usil, ada yang baik, ada yang humoris, ada juga yang homo-ris. Ada yang g pernah senyum sama saya (hehe.. ada lho!), sampai ada yang suka cerita-cerita jorok (apapun yang diceritakan seringkali berakhir dengan kata jorok, dan itu dianggap biasa.).

Saya sendiri telah banyak belajar sebelumnya ketika masih di pesma firdaus malang (duh! rindunya). Ridwan, salah satu teman terbaik saya di pesma berpesan kepada saya “Us, kamu nanti diluar sana harus sudah siap. Harus memahami karakter orang. Tidak bisa memaksakan sesuai kehendakmu sendiri.” Yap! Saya akan mengikuti alur namun tak mau sampai masuk ke dalam lumpur. Saya tetap harus bisa membatasi diri. Mana kadar maks dan mana kadar min.

Atau bisa jadi saya bahagia karena teman saya hanya ada di kantor saja. Di tempat singgah saya, teman saya hanya keluarga om saya. Tetangga depan, samping, belum ada yang kenal. Gimana mau kenal? Saya masuk pagi pulang malam, senin-minggu nonstop. Wajar bila saya lebih betah di kantor. Saya rela-relain dateng pagi-pagi sekali, satu jam sebelum jam kantor masuk saya sudah ada stay di meja. Dengan datang pagi, saya punya waktu menulis yang lebih lama sambil menikmati secangkir kopi nikmat di sebelah saya. Ya, suasana pagi yang hening memang sangat cocok untuk menulis.

Oke, kesimpulannya sampai saat ini saya bahagia tinggal di kantor karena beberapa hal yang saya sukai. Lalu, bagimana dengan kamu?

Read More

Sabtu, 23 Agustus 2014

Menuntut Ilmu Adalah Kebutuhan


Akhirnya saya menyadari ternyata menuntut ilmu itu adalah suatu kebutuhan bukan sekedar kewajiban.

Butuh dan wajib adalah dua kata yang berbeda. Butuh bisa diartikan lahir dari keinginan diri sendiri, semisal saya butuh nasi untuk makan. Sedangkan wajib adalah suatu perintah yang harus dilakukan, tak peduli orang itu butuh atau tidak yang penting hanya bertujuan menggugurkan kewajiban tersebut. Salah satu contohnya, shalat. Ada yang sekedar menggugurkan ada juga yang memang karena butuh berinteraksi dengan Allah. Sehingga masing-masing niatannya tersebut berdampak dengan apa akan ia tuai kedepannya nanti.

Balik lagi ke topik. Mungkin bisa dibilang telat. Karena saya baru menyadarinya ketika baru selesai kuliah. Namun saya beruntung bisa mengetahuinya secara dini. Maksudnya, belum terlalu tua.. mwehehe.. secara gitu saya masih 20an, hehe

Saya menyadarinya di saat saya telah mendapatkan pekerjaan. Pekerjaan yang banyak menyita waktu. Saking menyitanya, saya seakan sudah tak peduli lagi lemburan. Saya sekan sudah tidak peduli lagi hari libur digadaikan untuk sebuah pekerjaan. Saya seakan sudah tidak peduli lagi bila mandi hanya sehari sekali. Saya seakan sudah tak peduli lagi dengan makan yang kadang hanya sekali. Saya seakan tidak peduli lagi dengan informasi berita-berita terkini. Bahkan klub idola saya, Liverpool FC, sudah sering saya duakan. Dan yang terakhir saya seakan tidak butuh rumah untuk kembali, karena hidup saya sebagian besar habis di kantor. Rumah hanya tempat istirahat malam dan mandi pagi. Intinya benar-benar menyita waktu.

Awal-awal sebelum hari pertama masuk kerja, saya sudah memiliki niatan untuk mengikuti kursus bahasa. Saya mengira bakal bisa menyempatkan waktu untuk menggali potensi diri dengan mengikuti kursus, karena memang jam kerja saya hanya dari jam 8 hingga 5 sore.

Disini banyak sekali lembaga kursus yang menyediakan kelas untuk para karyawan. Biasanya jam 7 hingga jam 10 malam. Dengan melihat jam pulang, saya bisa memprediksi seharusnya saya bisa mengikuti kursus tersebut. Namun, realita yang saya jalani berbeda jauh dengan prediksi awal.

Rata-rata jam pulang saya adalah jam 8 malam keatas. Bahkan sudah sering pulang diatas jam 9 malam yang artinya saya berada di kantor selama 13 jam. Setengah hari saya habiskan waktu saya di kantor. Luar biasa!

Saat ini tinggal saya yang harus mencari celah agar keinginan ini dapat tersalurkan.  Untuk apa uang banyak namun tak manfaat? Untuk apa bekerja habis-habisan namun keilmuan tidak berkembang? Untuk apa? Untuk apa? Untuk apa?

Dari situlah saya menyadari betul bahwa ternyata saya masih kangen dengan bangku belajar. Saya rindu suasana belajar. Saya ingin diajari. Saya ingin memiliki teman-teman belajar lagi.  Dan saat ini saya benar-benar butuh belajar bahasa untuk mendongkrak efektivitas keilmuan saya bila suatu saat nanti diberi kesempatan untuk melanjutkan hidup di ‘luar’ sana.



*Saya pernah kehabisan motivasi, namun saya masih menyimpan ‘tujuan’ tesebut. Itulah yang membuat saya tetap hidup*
Read More

Tak Perlu Takut untuk Bekerja

Week-3

Bekerja bukanlah sesuatu yang perlu ditakuti. Akan tetapi bekerja adalah sesuatu yang perlu kita hadapi. Terutama untuk para cowok beken, semisal saya.. mwehehe

Bisa dikatakan saya cukup beruntung bisa mendapatkan pekerjaan disaat yang tepat. Maksudnya, dua bulan setelah wisuda saya sudah diterima kerja tanpa usaha yang begitu keras. Jujur, saya tidak pernah mempersiapkan test yang berkaitan dengan pekerjaan sama sekali. Baik itu test wawancara, psikotest, komputer, leadership, dll. Yang saya lakukan adalah mengirim sebanyak-banyaknya lamaran... haha.. Ga' percaya? nih liat screenshootnya..


Pekerjaan yang saya lamar pun sembarangan. Saya yang lulusan IT melamar berbagai macam profesi, mulai dari programmer, admin, helpdesk, hingga profesi sales. Mungkin terlihat miris di mata kalian. Kok bisa-bisanya saya sembarangan dalam memilih pekerjaan. Mengapa tidak melamar pekerjaan yang berkaitan dengan ilmu yang telah saya dapat? Kan sayang?

Namun, itulah saya. Saya adalah orang yang paling mengerti batas kemampuan diri sendiri. Saya mengenali sekali kekurangan saya, dan saya juga mengerti kelebihan saya. Saya berprinsip, saya akan banyak belajar di lingkungan kerja nanti dan harapannya ilmu saya bisa bermanfaat.

Dan ternyata benar! Meski jenis pekerjaannya terlihat agak melenceng dari jurusan saya, namun disini saya merasa mendapatkan ilmu yang banyak sekali yang belum pernah saya dapatkan di kursi kuliah. Dan tak dinanya lagi ilmu saya sedikit banyak ternyata bermanfaat di lingkungan pekerjaan saya.

Di tempat saya bekerja saya memahami betul alur data komunikasi client server yang tak semua orang di kantor saya mengerti. Begitu juga tentang desain-desain. Saya yang punya hobi membuat desain dikala senggang akhirnya dimanfaatkan kantor untuk membuat desain kaos untuk seluruh karyawan perusahaan.

Tak perlu takut. Ketakutan hanya berasal disaat kita belum mencobanya. Setelah mencoba, maka ketakutan itu sedikit demi sedikit akan hilang, bahkan tak berbekas. percaya deh!

Oh ya lupa, ada satu lagi yang sering saya lakukan, yaitu berdoa. Yap! Do'a adalah sumber segala kekuatan. Salah satu do'a yang sering saya panjatkan ialah minta diberikan kemudahan dan kelancaran rezeki. Intinya do'a itu harus selaras juga dengan ibadah wajib kita. Klo cuma berdo'a tapi yang wajib keteteran dan dinomor duakan, mungkin sekarang saya masih luntang lantung di rumah.

Yuk, ayuk.. semuanya akan berbuah manis kok. Hukum kekekalan energi mengatakan, semakin banyak berbuat baik maka kemudian hari akan menuai kelipatan buah baik. Begitu juga sebaliknya. Mungkin dengan persiapan doa itulah hingga akhirnya saat ini saya bisa mendapatkan pekerjaan. Bagaimana? Berani mencobanya?

***Ssttt... minggu ini gajian pertama saya lho X3 dan saya nggak tahu mau dibuat apa..
Read More

Jumat, 15 Agustus 2014

Pekerjaan Compensation & Benefit


Masih sekitar kehidupan kerja saya. Awal-awal saya sudah katakan bahwa posisi saya saat ini ada di bagian comben atau singkatan dari ‘Compensation and Benefit’. Jujur saya katakan bahwa saya tidak tahu menahu sama sekali dengan bagian comben. Saya baru mengenal nama tersebut ketika awal masuk kerja. Manajer saya bilang, “Kamu nanti di bagian comben”. Dan satu hal yang dijelaskan pada saya hanyalah comben itu mengurusi payroll karyawan.

Awalnya sih oke-oke saja. Saya nurut. Saya pikir, “Oohh.. Cuma ngurus urusan gaji, keciiiiill!” Ternyata, setelah seminggu saya jalani, saya berpikir balik, “Sebesar inikah beban dan tanggung jawabnya??”

Bagi teman-teman yang saat ini menjadi teman BBM saya, mungkin sering melihat status saya yang sering saya update di menit-menit menjelang pulang, semisal “Horeee! Pulang!”, “Rekor malam ini. TELADAN!”, dsb. Bukan bermaksud saya pamer atau bagaimana. Saya menulis status tersebut dikarenakan saya benar-benar senang bila bisa pulang lebih awal. Seminggu lebih saya jalani, baru satu kali saya pulang di jam-jam pulang, 17.00. Selebihnya diatas jam 8. Bahkan, semalam saya baru pulang jam 22.30. LUAR BIASA! Dan menurut pengalaman rekan setim saya mengatakan bahwa itu masih terlalu pagi untuk pulang karena biasanya hingga 2 hari 2 malam harus tinggal di kantor. LUAR BIASA!

Saya merasa beban kerja di perusahaan terlalu berlebihan. Eit! Jangan bepikiran saya tidak mencintai pekerjaan saya. Saya bahagia kok kerja, karena hal tersebut adalah kewajiban bagi seorang laki-laki. Namun, saya berusaha memerikan pandangan secara gamblang kepada teman-teman semua. Di perusahaan yang saya tinggali sekarang ada sekitar 2900-an karyawan dan kesemuanya perlu mendapatkan gaji. Siapa yang mengurus gaji mereka? Yap, itulah bagian saya.

Perlu teman-teman sadari, bahwa 2900 itu bukanlah jumlah yang sedikit. Mungkin ini terlalu subjektif. Bagi departemen kami, jumlah itu merupakan jumlah yang luar biasa. Kami berlima harus mengurus gaji mereka, mulai dari gaji pokok, lemburan, cuti, izin sakit, hingga insentive. Harian, mingguan, dan bulanan, kami harus membuat report data izin, cuti, dan lemburan untuk disampaikan kepada manager. Semua data yang masuk nantinya akan dikalkulasikan agar dapat menghasilkan nilai upah yang wajib dibayarkan tiap-tiap karyawan sebanyak 2900-an tersebut.

Well, intinya saya akan coba jalani pekerjaan ini sejauh saya mampu. Toh, saya merasa masih perlu banyak belajar. Mungkin juga saya belum mahir dalam menunaikan tugas-tugas yang telah diberikan. Mungkin juga pekerjaan saya ini agak sedikit menyimpang dari jurusan yang dulu pernah saya ambil. Pekerjaan ini sepertinya lebih cocok diberikan kepada akuntan atau perkantoran. Pokoknya setiap awal bangun pagi hal yang pertama saya lakukan adalah tersenyum dan berdo’a agar selalu diberikan kekuatan untuk menyelesaikan masalah-masalah yang besar. Salam..


*ditulis kemarin pagi dan baru bisa posting hari ini :(
Read More

Jumat, 08 Agustus 2014

Kehidupan Abnormal Kantor


Jangan kalian bayangin kehidupan di kantor itu normal-normal aja. Terkadang atau bahkan mungkin kalian akan sering menemukan kehidupan yang abnormal.

Kalian pernah liat orang mijit kan? Yaaahh.. paling tidak ayah kalian dipijit sama ibu kalian. Nah, di kantor juga ada yang kayak gitu. Mijit sih normal, yang abnormal itu kadang mijitnya sampe kelewatan. Orang yang biasanya mijit hanya sebatas punggung, nah ini yang berlebihan.

Di kantor gue, kemarin, mijitnya bukan sampe punggung lagi tapi sampe *maaf* pantat. Kamfreeeett.. disamping gue lagi pijit2nya -_-. Udah gitu sambil ketawa-ketawa lagi. Ni orang udah g waras kali ya??

Mungkin lo juga bakal ketemu orang yang suka ngomong jorok. Bagi gue yang dari dulu tinggal di lingkungan pesantren hal tersebut adalah hal tabu yang tak layak jadi konsumsi umum. Lagi-lagi kemarin, ada seorang ibu datang ke ruangan gue. Ibu itu memang suka becanda. Kali itu ia ngomong ke orang ke ruangan gue yang kebetulan lagi banyak makanan (maklum abis lebaran).

“Eh, pak advice, sekali-kali kek bawa buah.”

“Masa’ tiap dateng bawanya yang gini-gini doang”

Dalem ati gue, “Set dah, ni ibu nggak bersyukur bgt -___-”

Terus gw timpalin aja tuh, “Lah, emang ibu bawa apaan?”

Ibu itu jawab, “Gue?? gue bawa *maaf* buah dada laaahhh~..”  Sambil nyengir-nyengir dan temen seruangan langsung pada ketawa ngekel. Gue ketawa juga sih, tapi dalem ati heran ‘kok bisa gue sekantor sama orang yang kayak gini’

Pernah juga suatu ketika ada yang masuk ke ruangan gue sambil cerita yang vulgar-vulgar. Kata-kata alat vital dibawa kemana-mana. Kayak g’ ada aturan banget pokokknya. Kantor bagaikan tak kenal batasan antara laki dan perempuan.

Kadang ada yang masuk, terus becandaan, tapi becandaannya sambil meluk-meluk perempuan, oh meeeeeeennn.. pantes aja banyak kasus selingkuh. Hal kayak gini ini yang menurut gue abnormal. Apalagi temen sekantor gue rata-rata udah berkeluarga semua. Ampun gueee...

Tapi g semuanya kayak gitu juga, guys! Ada juga temen yang sepikiran dan tak sepiktor yang lain. Enak diajak ngobrol, mau diajak solat bareng, nggak melakukan hal2 abnormal kayak contoh diatas. Nah, yang kayak gini yang perlu kita dekati. Apalagi kalo yang kayak gitu lawan jenis kita, maka sangat perlu didekati, sapa tau jodoh.. loh? Loh? Loh? HaHaHa..


See u next my story !
Read More

Kamis, 07 Agustus 2014

Kejanggalan Tempat Kerja Gue


Hi, gue sekarang ini ada divisi Comben. Apa ada yang tau Comben itu tugasnya apa?? Oh ya, gue belum jelasin comben itu singkatan dari apa. Comben itu singkatan dari Compensation and Benefit. Secara garis besar, divisi comben bertugas di bagian payroll.

Oke, gue cuma mau cerita singkat apa yang gue alamin di tempat gue kerja sekarang. Gue baru masuk 3 hari dan gue rasa, gue udah mengalami hal-hal yang sebelumnya belum pernah kepikiran.

Hari pertama, gue ketemu temen satu ruangan gue, sebut aja namanya mas advice. Gue ngobrol ngalur-ngidul ama dia, pokoknya yang berkaitan dengan pekerjaan. Entah mengapa gue merasa ada yang janggal.
Masih hari pertama, gue juga ketemu dengan mas castle. Menurut gue, dia orangnya verbalis. Pandai mengolah kata-kata sehingga gue klo ngomong ama dia seakan-akan dia terlihat orang yang paling pintar di kantor ini. Gue seneng klo ngobrol ama dia, gue pikir, gue bakalan ketularan pinternya. Well, sama seperti mas advice, bila mengobrol dengan mas castle gue merasa ada yang bener-bener janggal. Suerr!

Orang ketiga yang gue temui di hari ketiga, yaitu seorang bapak yang berprofesi di bagian security. Gue g mau nyebutin orangnya siapa, tapi disini bakalan gue kasih nama pak safe. Ia orang pertama yang bercerita banyak tentang kondisi kerja disini. Bahkan ia dengan terang-terangan cerita ke gue awal mula ia kerja hingga posisinya yang sekarang. Dan sama seperti dua orang diatas, pak safe ini juga menceritakan hal yang sama, yaitu kejanggalan.

Hari ketiga, gue ketemu sama mbak cantik. Suer, dia orang yang paling cantik di kantor ini. Kenapa? Soalnya dia cewe yang paling muda di kantor gue. Hehe.. Ya iyalah paling cantik. Oh iya, bila dihitung dengan jari, di kantor gue orang yang berumur dibawah 30 tahun Cuma ada empat, gue, mas advice, mas caslte, dan mbak cantik yang akan gue sebut mbak beauty. Dia semalam juga cerita hal yang sama seperti ketiga orang diatas, suatu kejanggalan.

Gue jadi bertanya-tanya sendiri. Ini sebenernya ada apa sih? Ada apa dengan kantor baru gue? Ada apa? Kalo gue tanya kayak gitu, keempatnya akan kompak menjawab, “Ntar lu bakalan tau sendiri.” Tau apa? Apa yang harus gue tahu? Gue harus cari tau dimana? Apa cerita janggal yang mereka ceritakan sama seperti firasat gue sebelum masuk ke kantor ini, ataukah ini hanya dugaan yang tak memiliki bukti? Entahlah,.. Tapi gue rasa gue harus segera tau. Gue penasaran....


*Selanjutnya gue bakalan cerita 'kejanggalan' yang dimaksud itu apa. soalnya gue juga belum ngerasain sendiri. Gue tandai post kayak gini pake label "Daily Work".
**Sorry, lama g update. Di tempat baru gue miskin layanan data T.T
Read More