Adakah disini yang pernah atau
sering memberikan saran atau nasihat? Entah itu kepada saudaranya, teman-temannya, atau juga
orang-orang yang berada disekelilingnya. Pernah?
Saya punya cerita, ada seorang
mahasiswa. Siang itu, selepas jam kuliah usai, ia buru-buru menuju tempat parkir
sepeda motor. Ia memiliki jadwal mengajar private dan jarak tempat ia mengajar dari
kampusnya kurang lebih 15 menit perjalanan normal.
Sekeluarnya dari kampus, ia langsung
menggeber motor bebek miliknya jauh ke arah timur. Menerjang panasnya siang dan
ramainya jalanan karena berbarengan dengan anak sekolahan pulang. Ia tak peduli
akan keringat yang mulai keluar dari kening dan punggungnya. Yang ia tahu
hanyalah, ia harus memastikan dirinya tiba di lokasi tepat waktu. Maklum, jam
kuliah tadi agak sedikit melebar dari jam yang seharusnya. Kini hanya tersisa
waktu 10 menit untuk tiba ke lokasi.
Di tengah perjalanan, ia merasa
janggal terhadap sesuatu yang berada di depannya. Seorang bapak paruh baya
sedang mengendarai sepeda motor. Sekilas tampak normal atau biasa, namun apabila diteliti, ada yang janggal dengan
sepeda motor itu. Standar (di tempat saya disebut ‘jagrak’) sepeda motor itu
belum diangkat. Tentu hal ini sangat membahayakan penggunanya.
Lantas sang mahasiswa tersebut berinisiatif
untuk memberi tahu. Ia merasa berkewajiban untuk menginformasikan bahwasannya
ada yang tidak aman dari sepeda motor bapak paruh baya tersebut. Kemudian mahasiswa
itu mulai meningkatkan gas-nya. Mencoba mendekat ke arah sebelah kanan bapak
tersebut.
“Bapak, standarnyaa.. standar!!”
sapa mahasiswa itu sambil mencoba tersenyum nan tegas.
“Oh iya mas.. suwun! (makasih!)”
balas bapak itu sambil mengangkat tuas standar.
Mahasiswa tersebut melihat bapak
itu tersenyum, ia terlihat senang ada yang mengingatkannya terkait standar yang
belum diangkat. Mahasiswa itu juga lega, ia merasa ada satu kebaikan yang telah
ia berikan kepada orang lain.
Tak sampai 2 meter mahasiswa itu
melebihi bapak paruh baya itu, ia
melihat dari arah spion-nya. Bapak itu balik mencoba mendekati dirinya. Dalam
hatinya Ia keheranan, “Ada apa gerangan? Mengapa bapak itu meningkatkan volume
gas motor miliknya?”
Ia mulai menebak-nebak, “Ada apa
ya? Apa karena saya ganteng? (wkwkwkwk) Apa bapak itu mau memberi saya imbalan
uang karena sudah diingatkan? (wah ini lumayan) Ataukah bapak itu ingin
menawarkan anak perempuan milikinya untuk dinikahi oleh dirinya? (oh my God.. ini
kejauhan, hehe)”
Mahasiswa itu mulai was-was, ia
merasa ada yang tak beres dengan dirinya. Semakin ia menggeber motor miliknya,
semakin digeber pula motor milik bapak tersebut. Kemudian arena jalanan mulai menjadi
seperti sirkuit moto gp bagi dua orang tersebut. Brrrrrr...
Tak lama mahasiswa tersebut
menyadari ada yang salah pada dirinya. Sesuatu yang tampak di lain pulau
tapi tak tampak pelupuk mata sendiri.
“Ah, aku tahu, ternyata standar milikku juga
belum diangkat -____-‘” fiuuhh...
Ada perasaan malu sekaligus geli
terhadap dirinya. Ternyata bapak itu mengejarnya karena standar miliknya juga
belum diangkat (OMG), bukan karena yang lain. Lepas ia mengangkat standar
tersebut, diliriknya spion. Ia melihat bapak itu mulai mengurangi gas miliknya
dan mengangkat jempol tanda bahwa apa yang ia maksud sudah benar. Aduuuhh...
malunya hati mahasiswa itu. Maksud hati menasehati orang lain, tapi diri
sendiri lupa bahwa ia juga melakukan kesalahan yang sama.
---
Yap! Apa pelajaran yang dapat
kita petik dari kisah diatas? Seringkali dari masing-masing manusia sangat suka
apabila menasehati teman ataupun saudaranya. Ada hal yang menggebu-gebu dalam
diri untuk menunjukkan bahwa ada sesuatu yang salah terhadap orang lain. Mengatakan
bahwa yang ini salah yang ini benar. Tapi lupa terhadap dirinya.
Jangan lupa bahwa nasehat itu
ibarat cermin. Selain untuk orang lain, nasihat itu juga berlaku untuk diri
sendiri. Selalu pastikan bahwa diri kita menjadi yang pertama dinasehati
sebelum menasehati.
Nggak mau kan kejadian kayak cerita
diatas. Setelah menasehati, eh ternyata diri kita melakukan hal yang sama
seperti orang kita dinasehati.. ahhh malunya..
Semangat!
****
Tulisan ini adalah bagian dari
rangkaian #30DaysWriting Ramadhan 1437H dengan tema "SELFIE - Let's Look
Into Yourself!" Setiap harinya, tulisan-tulisan dengan tema ini akan
dimuat di liveniping.com. Tulisan lain dengan tema yang sama dapat dibaca di
novieocktavia.tumblr.com dan www.iqbalhariadi.com. Selamat membaca!